Sport

Usai Disebut Badut, Shin Tae-yong Enggan Maafkan Thomas Doll

Pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong enggan memaafkan pelatih Persija Jakarta Thomas Doll usai dirinya disebut seperti badut

Featured-Image
Pelatih Timnas U-20 Shin Tae-yong: Foto: apahabar.com/Farhan

bakabar.com, JAKARTA – Pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong, enggan memaafkan pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, usai dirinya disebut seperti badut karena membintangi iklan makanan.

Hal tersebut disampaikan oleh Shin Tae-yong usai memimpin latihan Timnas U-20 di lapangan A, Senayan, Jakarta, Rabu (15/2).

“Jujur saya tidak bisa memaafkannya karena perilaku seperti itu salah,” seru Shin dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, pelatih asal Korea Selatan itu menegaskan bahwa tidak bisa berdiam diri seandainya terdapat pihak yang mempermasalahkan sosoknya secara personal.

Shin Tae-yong menilai bahwa sikap menjelek-jelekkan orang lain di depan media tidak bisa dibenarkan. Terlebih menurut STY pernyataan tersebut dilontarkan oleh pelatih klub.

Oleh sebab itu, mantan pelatih timnas Korea Selatan itu enggan meneriman permintaan maaf dari pelatih Persija Jakarta.

Pasalnya, sehari setelah menyebut STY sebagai badut, Thomas Doll langsung memberikan pernyataan permintaan maaf.

“Saya dibuat seperti orang jahat dan tidak baik di depan media, setelah itu meminta maaf. Perasaanya bagaimana kalau terjadi yang sebaliknya,” tutur Shin.

Kendati belum memaafkan, Shin pun meminta Thomas Doll untuk bisa mengevaluasi diri dan tidak lagi mengulang hal serupa.

Di samping itu, Shin menyebut bukan hanya Thomas Doll yang memiliki masalah di Persija, karena dirinya pun juga memiliki persoalan di tim nasional.

Shin pun menuturkan bahwa dirinya nyaris tidak memiliki waktu istirahat karena mesti menangani tiga timnas sekaligus yakni timnas senior, U-23 dan U-20.

“Saya memegang tiga timnas tanpa istirahat, benar-benar berusaha untuk mengembangkan sepak bola Indonesia terus berkembang. Akan tetapi, tidak ada pengertian sama sekali dari klub,” ungkap Shin.

“Jadi keadaan setiap orang berbeda-beda. Ini harus dipahami dan dimengerti. Kalau dia (Thomas Doll) bicara seperti itu, sama saja dia mencaci PSSI dan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner