bakabar.com, BANJARMASIN – Isu krisis pangan global melanda banyak negara, diperparah meningkatnya inflasi dan perang Ukraina dengan Rusia.
Diketahui Ukraina dan Rusia adalah penghasil gandum dan bahan baku pupuk. Dengan adanya perang, maka ekspor komoditas tersebut terhenti.
Akhirnya menyebabkan kenaikan harga gandum dan pupuk, Keadaan ini membuat banyak negara bereaksi membatasi ekspor pangan untuk mengutamakan kebutuhan pangan rakyatnya.
Kalimantan Selatan sendiri sejak 2021 telah surplus produksi beras sebesar 147.760 ton. Kalsel melalui Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura berkomitmen meningkatkan kualitas SDM pertanian, baik penyuluhan pertanian maupun motivasi pertanian berbasis korporasi petani.
Tantangan penyuluh pertanian yang dihadapi di tengah krisis pangan dunia, antara lain:
⦠Meningkatkan produktivitas tanaman pangan khususnya padi.
⦠Memaksimalkan pemanfaatan lahan rawa untuk budidaya padi secara tepat dan menguntungkan.
⦠Memaksimalkan pemanfaatan lahan rawa untuk budi daya padi secara tepat dan menguntungkan.
⦠Mensukseskan program-program pertanian dari pusat maupun daerah, seperti program peningkatan indeks pertanian dari 0 - 1 ; 1 - 2 ; 2 – 3 ; bahan IP 400.
⦠Kartu tani pupuk bersubsidi
⦠Pemanfaatan KUR
⦠Asuransi pertanian (AUTP)
Untuk menjawab tantangan tersebut perlu dedikasi penyuluh pertanian di lapangan dalam menjalankan metode penyuluhan.
Salah satu metode penyuluhan yang kerap dilaksanakan yaitu diseminasi informasi.
Diseminasi adalah kegiatan penyebaran informasi yang ditunjukkan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, mengubah perilaku sasaran, hingga akhirnya mampu memanfaatkan informasi tersebut.
Dinas TPH Kalsel melalui Bidang Penyuluhan berperan sebagai penghubung antara peneliti/praktisi (BPTP, BMKG, Kementan, dan lain-lain).
Informasi yang didapat dari pertemuan itu diharapkan dapat meningkatkan semangat, motivasi dan keterampilan petani dalam mendukung visi dan misi Gubernur Kalsel meningkatkan pertanian Banua.
Kadis TPH Kalsel H Syamsir Rahman menyampaikan bahwa jangan pernah menyepelekan data. Data pertanian menurutnya, harga bagi seorang penyuluh.
Jika data yang didapat tidak benar, maka akan berefek pada kebijakan, dan program yang direncanakan tak tepat sasaran.
Melalui kesempatan itu Gubernur Kalsel Paman Birin meminta Kepala Dinas TPH Kalsel memberikan penghargaan kepada BPP dan petugas admin data pertanian yang mampu menyajikan data pertanian yang berkualitas.
Tentu ini bisa memacu semua BPP dan petugas admin pertanian untuk meningkatkan kualitas data yang dilaporkan.(Adv)