bakabar.com, JAKARTA – Langkah Uni Eropa (UE) yang resmi membatasi ekspor vaksin Covid-19 menuai kritik dari WHO.
Langkah itu dinilai akan memengaruhi ratusan negara di seluruh dunia termasuk Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Australia. Meskipun ada juga beberapa negara yang dibebaskan dari kuota Ekspor seperti Swiss, negara di Barat Balkan, Afrika Utara, Israel, dan Lebanon.
Menanggapi hal ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengkritik langkah UE dalam membatasi jumlah ekspor vaksin.
Menurut Lembaga Kesehatan yang ada dalam naungan PBB itu, pembatasan ekspor itu dapat sekali lagi menghambat kemajuan ekonomi dunia pasca pandemi.
“Banyak bisnis memiliki operasi global yang bergantung pada rantai pasokan global. Di desa-desa kita, jika virus #COVID19 terus beredar, operasi dan rantai pasokan tersebut akan terus terganggu dan pemulihan ekonomi akan tertunda,” tulis WHO dalam akun Twitternya.
“Jika kita kehilangan kepercayaan pada kolaborasi internasional melalui #nasionalisme vaksin COVID19, kita semua akan membayar harga dalam hal pemulihan yang berlarut-larut,” tambahnya.
Pembatasan ekspor vaksin Covid-19 yang dilakukan UE merupakan wujud pemenuhan kebutuhan dalam negeri UE yang masih kekurangan vaksin.
Di bawah aturan baru, perusahaan vaksin harus meminta izin sebelum memasok vaksin di luar Uni Eropa. Selain itu sebanyak 27 negara anggotanya dapat memeriksa aplikasi ekspor tersebut.
“Perlindungan dan keselamatan warga kami adalah prioritas dan tantangan yang kami hadapi sekarang membuat kami tidak punya pilihan selain bertindak,” kata Komisi Eropa.