Kalsel

Ungkap Identitas Ayah, Urang Banua Imam Besar Masjid Tiga Negara Punya Saudara Hafidz Quran

apahabar.com, TANJUNG – Pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, nampaknya tak sepenuhnya berlaku pada Urang…

Featured-Image
Urang Banua imam besar masjid di tiga negara, Syekh Syamsul Fajeri (dua dari kiri) saat mengisi pengajian di Tabalong. Foto-apahabar.com/Istimewa

bakabar.com, TANJUNG – Pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, nampaknya tak sepenuhnya berlaku pada Urang Banua imam besar masjid di tiga negara.

Ya, seperti diketahui, Syekh Syamsul Fajeri, seorang ulama muda asal Desa Tamunti RT 02 Kecamatan Pugaan, Kabupaten Tabalong, Kalsel, dipercaya jadi imam besar masjid di tiga negara.

Syekh Syamsul diketahui menjadi imam besar Masjid Ar Rahman Mesir, imam besar Masjid Alice Spring Sidney di Australia dan Masjid Jenewa di Swiss.

Lalu siapakah orangtua yang sangat beruntung memiliki putra seperti Syekh Syamsul?

Adalah Amat, seorang pemain bulu tangkis di Pugaan yang menjadi ayah dari ulama muda itu. Hal itu diungkapkan Syekh Syamsul saat mengisi acara di Majelis Nurul Anwar Kambitin.

“Kalau di Pugaan cari aja yang namanya Amat. Beliau pemain bulu tangkis di Desa Pugaan. Nah, Amat itu ayah ulun (saya),” ungkap Syekh Syamsul Fajeri, Sabtu (6/11) malam.

Mengejutkan memang, namun menariknya, saudara Syekh Syamsul Fajeri nampaknya juga tidak ada yang mewaris bakat orangtuanya jadi olahragawan. Pasalnya saudara-saudaranya rata-rata hafidz Quran.

Salah seorang tetangga Syekh Syamsul di Desa Tamunti, Pajeri mengungkapkan, adik dari Syekh Syamsul yang bernama Sabrianor saat ini juga kuliah di Mesir dan sudah hafidz Quran juga.

Begitu pula dengan kakak Syekh Syamsul yang bernama Rusnah juga seorang hafidzah, termasuk suaminya atau kakak ipar Syekh Syamsul juga seorang hafidz.

“Adik perempuan Syekh Syamsul yang paling bungsu juga sudah hafidz Qur’an,” ujar Fajeri kepada bakabar.com, Senin (8/11).

Lantas, di manakah Syekh Syamsul menimba ilmu sehingga ia bisa seperti sekarang?

Salah seorang tetangganya di Desa Tamunti, Pajeri mengungkapkan, sejak sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs), tiap malam tiba sehabis maghrib, Syekh Samsul mendatangi ke rumah seorang tuan guru untuk belajar mengaji.

“Ngaji duduk ini khusus tentang fiqih dan lainnya,” ungkapnya.

Pajeri bilang, setelah lulus sekolah MTs, Syekh Syamsul kemudian ke pesantren tahfiz di Sungai Jingah Banjarmasin selama satu tahun. Setelah itu melanjutkan pendidikan di MA Rakha Amuntai, Hulu Sungai Utara (HSU).

“Di MA Rakha, beliau sambil menyelesaikan hafalan Quran,” jelas Pajeri, Sekdes Tamunti ini.

“Lulus di Rakha melanjutkan pendidikannya ke Kairo, Mesir. Sebelum ke Mesir beliau sudah hafidz Quran,” pungkasnya.

Komentar
Banner
Banner