bakabar.com, JAKARTA – Kepala Group Inovasi Keuangan Digital OJK, Triyono Gani mengungkapkan dalam struktur piramida literasi keuangan, UMKM dan masyarakat produktif menempati posisi paling bawah.
Piramida literasi keuangan tersebut digunakan untuk mengukur tingkat literasi keuangan kelompok masyarakat.
“Dalam piramida tersebut, posisi yang paling atas hingga tengah sudah memiliki pemahaman tentang keuangan,” ujarnya dalam Konferensi Maju Digital GoTo di Jakarta, Kamis (27/10).
Baca Juga: Menteri Perdagangan Targetkan 30 Juta UMKM Terhubung ke Ekosistem Digital
Tingkat literasi tersebut, penting untuk menentukan pemahaman masyarakat mengenai produk keuangan. Tujuannya adalah memastikan masyarakat bijak dalam mengelola kebutuhan finansialnya.
UMKM dan masyarakat produktif masih banyak yang berada pada posisi paling bawah dalam piramida keuangan tersebut. Hal itu menunjukan tingkat literasi masih rendah.
“Dari situ, fintech berperan untuk membantu mereka yang berada di piramida paling bawah,” ungkapnya.
Baca Juga: Melawan Arus! Bangun Bisnis Tanpa Menggunakan Kemasan Sekali Pakai
Triyono menambahkan masyarakat perlu untuk memahami hal dasar dari risiko dalam mengakses fintech atau aplikasi keuangan.
Pemahaman tersebut penting untuk UMKM, supaya mengetahui tindakan yang harus dilakukan dalam menghindari resiko tersebut.
“Setelah memahami risiko dan mengetahui cara mengatasi, baru bisa memanfaatkan aplikasi tersebut,” tuturnya.
Baca Juga: Aset Emas dapat Menanggulangi Ancaman Kepailitan Bisnis
Menjadi hal sangat bagi UMKM, ketika sudah mampu untuk memanfaatkan fintech dengan bijak. Selain itu akan percuma jika tidak memahami risikonya.
Tapi, untuk mempelajari resiko fintech, masyarakat harus bisa memilih sumber informasi yang dipercaya agar tidak tersesat.
“Kita juga harus hati-hati juga jika ingin belajar,” jelasnya.