Kalsel

Tribute to Tato A Setyawan, Mengenang Penyair Tanah Bumbu yang Berpulang

apahabar.com, BANJARMASIN – Penyair Tanah Bumbu, Tato A Setyawan, berpulang pada 8 Juli 2021 lalu. Jika…

Featured-Image
Tato A Setyawan dalam acara Majelis Hahahihi di Batulicin, Tanah Bumbu. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Penyair Tanah Bumbu, Tato A Setyawan, berpulang pada 8 Juli 2021 lalu.

Jika tak ada aral, acara penghormatan untuk penyair yang mengidolakan Gus Dur dan Gus Mus ini akan dilaksanakan secara daring pada Minggu (1/8). Tribute untuk Tato A Setyawan itu mengambil tema “Kepulangan”.

“Beliau ini sangat apresiatif terhadap karya orang lain. Penghargaannya besar terhadap manusia lainnya. Acara ini sebagai penghormatan kepada beliau,” kata Dewi Alfianti, salah satu penggagas acara.

Rencananya, Tribute to Tato A Setyawan akan menghadirkan sejumlah penyair dan penulis yang akan ikut membacakan puisi karya penyair yang lahir di Malang 14 Agustus 1974. Beberapa di antaranya adalah Hudan Elyza Y’Ongo (Banjarbaru), Nailiya Nikmah (Banjarmasin), Mahda Emjie (Satui), dan Arif Rachman (Batulicin).

Acara ini juga akan menghadirkan teman-teman almarhum semasa hidup seperti Bambang Sucipto, Sumasno Hadi, dan sejumlah rekannya yang memiliki kedekatan personal.

Sebelumnya, wafatnya Tato A Setyawan meninggalkan duka mendalam bagi rekan-rekannya sesama penyair. Ucapan duka mengalir deras.

Di halaman Facebook-nya, sastrawan asal Jawa Barat, Acep Zamzam Noor turut menyampaikan doa. “Alfatihah,” katanya.

Di beranda yang lain, Paus Sastra Lampung, Isbedy Stiawan ZS, juga merasakan duka yang mendalam. Di halaman Facebook-nya, dia menuliskan cerita singkat bersama Tato A Setyawan.

Penyair dan sastrawan lainnya yang ikut berduka atas kepulangan Tato A Setyawan antara lain Fahmi Wahid (Balangan), Iberamsyah Barbary (Banjarbaru), Budhi Setyawan (Banjarmasin), Helwatin Najwa (Kotabaru), Trip Umiuki (Tangerang), Binhad Nurrohmat (Jombang).

Semasa hidupnya, Tato A Setyawan pernah mengikuti kegiatan sastra seperti Poetry In Action Minggu Raya, Aruh Sastra Kalimantan Selatan, Tadarus Puisi, dan Tifa Nusantara.

Beberapa puisinya juga pernah dimuat di media massa dan antologi bersama Aruh Sastra Kalimantan Selatan.

Penyair Mata Elang, Micky Hidayat, mendoakan agar amal ibadah almarhum diterima Allah dan diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah.

“Selamat berpulang ke alam keabadianmu, Penyair."



Komentar
Banner
Banner