Trauma Masa Lalu

Trauma Masa Lalu yang Berujung Gangguan PTSD, Apa Itu?

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan gangguan mental yang muncul ketika seseorang pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan di masa lalunya.

Featured-Image
Pos Traumatic Stress Disorder (Foto: dok. HerStory)

bakabar.com, JAKARTA - Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan gangguan mental yang muncul ketika seseorang pernah mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan atau menimbulkan trauma di masa lalu.

Dikepung oleh ingatan-ingatan buruk, membuat si Penderita tertekan secara emosional. Sehingga mengalami kesulitan dalam menanggapi kecemasan. Kondisi inipun dapat berlangsung berbulan bulan atau bahkan bisa bertahun-tahun.

Gangguan ini berpotensi menyerang siapa saja, namun umumnya PTSD lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria, karena wanita lebih sensitif terhadap segala kondisi.

Dalley, seorang Pakar Psikologi memberikan definisi bahwa PTSD merupakan gejala depresi, gelisah, dan gejala fisik yang berkembang setelah pengalaman yang sangat mengganggu karena terlibat secara langsung, menyaksikan, atau memiliki hubungan dengan para korban.

Adapun peristiwa traumatis yang dapat memicu PTSD antara lain seperti perang, kecelakaan, bencana alam, hingga pelecehan seksual.

Faktor Risiko PTSD

Ada berbagai macam dampak yang sangat tidak nyaman jika PTSD dibiarkan tanpa perawatan. Penderita mungkin selalu dihantui kilas balik, sulit tidur, sering mengalami ledakan amarah, dan perasaan bersalah.

Tidak hanya itu, PTSD juga membuat penderitanya menghindari hal-hal yang mengingatkannya pada suatu peristiwa dan kehilangan minat pada hal-hal yang disukai.

PTSD dapat mengganggu kualitas hidup. Karena membuat seseorang sulit memercayai, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah.

Kecenderungan tersebut menyebabkan masalah dalam hubungan dengan teman, pasangan, keluarga, dan rekan kerja.

Risiko lainnya adalah gangguan yang memengaruhi kesehatan fisik psikosomatik, seperti dapat meningkatkan risiko penyakit jantung atau gangguan pencernaan. 

Penanganan PTSD

Bila Anda atau orang terdekat mengalami gejala PTSD, penting untuk segera mencari bantuan. Sebab tanpa perawatan yang tepat, kondisi biasanya akan lebih kronis.

Perawatan terhadap gangguan ini akan melibatkan psikoterapi atau konseling, pengobatan, atau kombinasi di antara semuanya.

Penanganan klinis secara psikoterapi akan dilakukan khusus untuk mengelola trauma, di antaranya:

1. Terapi Kognitif (CPT)

Terapi jenis ini juga dikenal sebagai restrukturisasi kognitif, di mana ketika seseorang melatih pemikirannya terhadap berbagai hal dengan cara yang baru.

Pencitraan mental dari peristiwa traumatis dapat membantu seseorang mengatasi trauma, untuk mendapatkan kendali atas rasa takut dan kesusahan. 

2. Terapi Bicara

Melatih kemampuan berbicara secara berkala tentang peristiwa, sehingga penderita merasa memiliki kontrol lebih besar atas pikiran dan perasaan mereka.

Keefektifan perawatan ini harus dilakukan dengan hati-hati, atau mungkin ada risiko yang justru memperburuk gejalanya.

3. Obat-obatan

Beberapa obat medis dapat digunakan untuk mengobati gejala PTSD. Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), seperti paroxetine, umum digunakan.

SSRI juga membantu mengobati depresi, kecemasan, masalah tidur, serta gejala lain yang sering dikaitkan dengan PTSD.

Setelah selamat dari peristiwa traumatis, pada awalnya banyak orang mengalami gejala seperti PTSD.

Misalnya tidak dapat berhenti memikirkan apa yang terjadi. Ketakutan, kecemasan, kemarahan, depresi, rasa bersalah, semua adalah reaksi umum terhadap trauma. 

Editor


Komentar
Banner
Banner