TPA Pakusari

TPA Pakusari Rawan Terbakar, 25 Ribu Liter Air Disemprot Setiap Hari

Sepanjang musim kemarau, tumpukan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari semakin rawan terbakar.

Featured-Image
Petugas DLH Jember melakukan penyemprotan air di TPA Pakusari/ Dok DLH Jember

bakabar.com, JEMBER - Sepanjang musim kemarau, tumpukan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pakusari semakin rawan terbakar. Sejumlah titik api di TPA sulitdikendalikan karena tebalnya tumpukan sampah yang sudah tidak mampu dipilah.

Dari 195 ton sampah yang masuk ke TPA Pakusari setiap harinya, ternyata  hanya 7 ton yang berhasil dipilah oleh 182 pemulung. Sisanya dibiarkan berserakan begitu saja.

Koordinator Pengelolaan Sampah TPA, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember Mohammad Masbut menjelaskan, setiap hari terdapat 8 personel yang selalu bersiaga untuk menyiram 25 ribu liter air, ke tumpukan sampah di TPA Pakusari seluas 6 hektar.

"Setiap hari kami siram 25 ribu liter air, dengan kru 8 orang karena zonanya cukup luas, ada 6 hektar," terang Masbut saat dihubungi bakabar.com, Selasa (12/9).

Baca Juga: Pemprov Jabar Siapkan Rp 5,8 Miliar untuk Penanganan TPA Sarimukti

Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran, terutama pada tumpukan sampah jenis residu. Sampah jenis residu, kata Masbut, merupakan jenis sampah yang sudah tidak bisa di-recycle atau dimanfaatkan lagi.

"Yang terbakar residu, yang sudah diambil tukang pilah, 182 orang tenaga pemulung," jelasnya.

Sampah tersebut sudah tercampur aduk, mana yang organik dan non-organik. Untuk itu, masyarakat diminta lebih bijak agar memilah sampah sejak di tingkat rumah tangga.

Selain itu, Masbut menegaskan, pihaknya melarang keras aktivitas merokok, dan segala hal yang bisa memantik kebakaran di dalam TPA Pakusari. Masbut menduga, sejumlah titik api yang terjadi bersumber dari gesekan benda atau kayu yang bisa memicu aktivitas kebakaran di sana.

Baca Juga: Sejumlah TPA di Jabar Kebakaran, Walhi: Ada Pembakaran Terbuka

"Yang di TPA Pakusari, terlalu kering, memang ada kadang, tapi melarang semua penggiat di TPA. Merokok pun tidak boleh," tegasnya.

Masbut menambahkan, "Tapi karena keringnya sampah di musim kemarau, tergeseknya dua batang saja bisa menyebabkan api," ujarnya.

Sebagai informasi, pihak DLH Jember hanya sanggup mengangkut 365 ton sampah per harinya. Sementara jumlah sampah yang dihasilkan oleh masyarakat per harinya telah mencapai 1.300 ton.

Sementara dari 5 TPA yang dimiliki Jember, TPA Pakusari merupakan lokasi penampungan yang paling besar dan bisa mencapai 195 ton sampah per hari.

Editor


Komentar
Banner
Banner