bakabar.com, BANJARBARU - Tempat Pemerosesan Akhir (TPA) Banjarbakula harus menerima kiriman sampah seberat 360 ton dalam sehari.
Ratusan ton sampah itu berasal dari Banjarmasin, Barito Kuala, Banjarbaru, Banjar dan Tanah Laut.
Banjarmasin paling banyak mengirimkan sampah ke TPA Banjarbakula dengan jumlah 200 ton per hari.
Sementara Banjarbaru 80 ton, Banjar 60 ton, Tanah Laut dan Barito Kuala masing-masing 10 ton.
Dengan banyaknya kiriman sampah tersebut, TPA Banjarbakula kewalahan. Penyebabnya alat berat yang tersedia untuk mengolah sampah dianggap kurang.
"Kami kekurangan alat dengan 360 ton per hari sampah yang datang ke sini," jelas Kepala UPTD TPA Banjarbakula, Agung Sriyono, Sabtu (1/3).
TPA Banjarbakula sendiri dilengkapi empat sel landfill dengan luas total per landfill seluas 8 hektare. Termasuk unit penglah lindi, bangunan cuci kendaraan, jembatan timbang, kantor dan pos jaga.
Untuk masa manfaat setiap sel TPA diharapkan bisa digunakan selama 10 tahun. Penggunaan sistem sanitary landfill pada TPA ini bertujuan untuk membuat kawasan di sekitar tidak tercemar dan bau dari timbunan sampah.
Dengan begiu, yang paling diperlukan TPA Banjarbakula adalah alat pengelolaan sampah.
"Kami keterbatasan alat. Saat ini, alat berat hanya ada 1 unit dozer, 3 unit eksavator dan 1 unit loder dan itu sangat kurang apalagi sampah yang masuk itu antri," ungkapnya.
"Kami sudah mengajukan ke Kementerian PU terkait kekurangan alat ini. Semoga bisa direalisasikan untuk penambahan alat untuk pengoalahan sampah," tuntas Agung.