Kredit Perbankan

TOP! Kredit Perbankan Syariah Jawa Barat Melesat

Pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat mencatat pertumbuhan positif. Angkanya lebih tinggi dibandingkan konvensional.

Featured-Image
Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono saat menyampaikan siaran pers di kantornya. Foto: Humas OJK Regional 2 Bandung

bakabar.com, BANDUNG - Pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat mencatat pertumbuhan positif. Angkanya lebih tinggi dibandingkan konvensional.

Per Juli tadi perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan hingga Rp62,29 triliun. Atau 15,06 persen dari tahun ke tahun (yoy).

 Penopangnya adalah pembiayaan dari Bank Umum Syariah. Dengan porsi sebesar 64,31 persen. Disusul Unit Usaha Syariah 27,24 persen dan BPR Syariah 8,45 persen.

Baca Juga: Dorong Transparansi, OJK Kaji Kebijakan Pengendalian NIM Perbankan

"Beberapa tahun terakhir pertumbuhan bank syariah memang sedang melesat. Market share pembiayaannya pun terus menunjukan tren kenaikan," ungkap Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono, dikutip, Sabtu (16/9).

Tak hanya perbankan syariah yang meningkat. Sektor pasar modal di Jawa Barat juga menunjukkan tren kenaikan.

"Berdasarkan data kami, hingga Juli 2023 sudah mencapai Rp119 triliun nominal transaksi saham dari Jawa Barat dengan dominasi investor ritel," imbuhnya.

Bahkan, jumlah Single Investor Indentification (SID) di Jawa Barat capai 2,55 juta. Atau sekitar 22,53 persen dari total nasional.

"Kalau melihat perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sudah 69 perusahaan asal Jawa Barat," bebernya.

Perusahaan-perusahaan itu didominasi sektor perbankan dan telekomunikasi. Juga properti hingga industri makanan serta minuman.

Baca Juga: Kredit Perbankan, OJK: Tumbuh 7,76 Persen Periode Juni 2023

Indarto punya keyakinan. Jawa Barat akan tetap terjaga dan resilien dengan kinerja keuangan yang bertumbuh dan indikator prudensial.

Sebut saja seperti likuiditas memadai serta profil risiko yang terjaga. Terutama di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.

"Kita akan terus mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan likuiditas," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner