bakabar.com, JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan kredit perbankan pada periode Juni 2023 tumbuh sebesar 7,76 persen year-on-year (yoy) atau senilai Rp6.656 triliun.
Menurutnya, pertumbuhan tertinggi didominasi oleh bank-bank milik negara atau BUMN. Dengan pertumbuhan kredit investasi sebesar 9,6 persen yoy.
"Pertumbuhan kredit bank BUMN tertinggi yaitu sebesar 8,3 persen,” ujarnya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Juli 2023 secara virtual, Kamis (3/8).
Dian menuturkan, pihaknya terus mendorong kinerja intermediasi. Hal itu penting untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas.
Baca Juga: Pola Kemitraan, OJK: Mampu Sejahterakan Petani Sawit
Saat ini, rasio alat likuid atau Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) turun masing-masing menjadi 119,05 persen dan 26,73 persen. Padahal sebelumnya, berada di level 123,27 persen dan 27,52 persen.
“Rasio AL/NCD dan AL/DPK turun masing-masing menjadi 119,05 persen dan 26,73 persen. Jauh di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen,” paparnya.
Sementara itu, dari sisi risiko pasar, menurutnya, masih relatif rendah ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) sebesar 1,5 persen.
"Tercatat stabil rendah sebesar 1,5 persen, jauh di bawah threshold 20 persen,” jelasnya.