News

Tim Ahli Agama Pastikan Kematian 1 Keluarga Hanya Ritual Biasa

Kematian satu keluarga di Kalideres tidak berhubungan dengan sekte tertentu hanya ritual keagamaan biasa.

Featured-Image
Situasi olah TKP pembunuhan satu keluarga di Kalideres

bakabar.com, JAKARTA - Kasus penemuan mayat sekeluarga di Kalideres akhirnya sampai pada kesimpulan terakhir. Dalam penyelidikannya Polda Metro Jaya melibatkan para ahli untuk membuka tabir kematian keluarga tersebut.

Tim ahli agama yang dilibatkan Polda Metro Jaaya sampai pada kesimpulan terakhir bahwa motif kasus ini berhubungan dengan ritual tertentu. Meskipun demikian mereka tidak menemukan ritual tersebut berkaitan dengan aliran sekte khusus.

Pakar Sosiologi Agama, Prof Dr. Jamhari MA mengatakan bahwa keluarga tersebut melakukan ritual biasa, dengan berharap dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi keluarga mereka.

"Yang mungkin mereka melakukan adalah ritual keagamaan untuk kesembuhan sakit atau untuk membantu karena adanya masalah yang dihadapi," kata Prof Jamhari, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12).

Baca Juga: Sosiolog Agama Analisa Buku Bacaan Kasus Tewas Sekeluarga Kalideres

Jamhari membantah bahwa keluarga ini bukanlah penganut ritual sekte, karena tidak ada ciri-ciri khusus yang ditemukan dalam penyelidikan kepolisian.

“Mereka bukan penganut sekte apalagi apokaliptik,” ujarnya singkat.

Selain itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkap bahwa dalam penyelidikan telah menemukan ketidakwajaran dalam kematian satu keluarga di Kalideres itu.

"Setelah melakukan penyelidikan yang sangat detail berbasis Scientific Crime Investigation, kami telah menemukan bahwa kematian yang terjadi di Kalideres ialah kematian wajar, dalam kondisi tidak wajar," ujarnya.

Baca Juga: Temuan Baru dari Kasus Kematian 1 Keluarga di Kalideres

Perjalanan panjang penyelidikan kematian satu keluarga di dalam rumah di Kawasan Citra Garden Satu Extention, Kalideres, Jakarta Barat ditutup dengan penghentian penyelidikan karena polisi tidak menemukan unsur pidana dalam kasus tersebut.

Sebelumnya, keempat orang yang ditemukan tewas dalam kondisi mengering itu yakni Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri bernama Margaretha Gunawan (58), kemudian anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir yakni Budyanto Gunawan, yakni ipar dari Rudyanto.

Dari hasil penyelidikan Polisi, terungkap bahwa Reni Margaretha meninggal lebih awal sejak bulan Mei. Sedangkan Dian, diduga menjadi salah satu korban yang meninggal paling terakhir.

Editor


Komentar
Banner
Banner