Kalteng

Tidak Bisa Sekolah Daring, Begini Kiat Guru SLB di Kalteng

apahabar.com, PALANGKA RAYA – Bukan perkara mudah menjadi guru Sekolah Luar Biasa (SLB). Terlebih selama pandemi,…

Featured-Image
Ilustrasi pembelajaran yang dilakukan di Sekolah Luar Biasa (SLB). Foto: JPNN

bakabar.com, PALANGKA RAYA – Bukan perkara mudah menjadi guru Sekolah Luar Biasa (SLB). Terlebih selama pandemi, pembelajaran jarak jauh atau daring nyaris sulit dilakukan.

Di tengah ancaman penyebaran Covid-19, semua level pendidikan memberlakukan pembelajaran jarak jauh.

Siswa pun mau tidak mau lebih banyak berkutat dengan gawai, baik untuk menyimak materi pembelajaran maupun latihan.

Namun metode itu dipastikan sulit diberlakukan untuk siswa berkebutuhan khusus. Bahkan melalui tatap muka sekalipun, guru dihadapkan kepada pekerjaan tidak mudah.

Situasi itulah yang kemudian membuat semua SLB di Palangka Raya melakukan kiat khusus melalui one day one teacher one student.

“Tidak mudah mengajar anak-anak berkebutuhan khusus,” cetus Plt Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah, Mofit Saptono Subagio, Rabu (12/1).

“Bisa dibayangkan sendiri cara mengajar daring dengan siswa tuna netra dan tuna rungu, atau autis di level tertentu,” imbuhnya.

Melalui terobosan itu, siswa tetap belajar di sekolah. Namun hanya seorang siswa yang diajar seorang guru dalam satu kali pertemuan.

Artinya siswa yang datang ke sekolah secara bergantian, sehingga tetap menekankan azas menghindari kerumunan.

Selain belajar di sekolah, juga diterapkan guru kunjung. Namun program ini tidak dilakukan kepada siswa dan anggota keluarga yang terpapar Covid-19.

“Kami mengapresiasi terobosan yang dibuat SLB selama masa pandemi, sehingga sekitar 7.000 siswa SLB di Kalteng tetap bisa menerima pelajaran,” tandas Mofit.



Komentar
Banner
Banner