bakabar.com, MAGELANG - 500 peserta Pabbajja Samanera Sementara melakukan Thudong. yaitu prosesi jalan bermeditasi merenungkan sifat-sifat luhur dari Sang Buddha Gautama.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan berjalan kaki mulai dari Candi Ngawen, Candi Mendut, Candi Pawon dan diakhiri di Candi Borobudur.
"Acara ini perdana memanfaatkan Candi Ngawen sebagai titik awal menjalankan spiritual," kata Direktur Urusan dan Pendidikan (Dirurpendik) Agama Buddha Nyoman Suriadarma di Magelang, Rabu (27/12).
Nyoman menilai, Thudong adalah upaya untuk memperkuat adanya keberagaman tradisi khususnya di antara umat Buddha.
"Thudong juga sebagai upaya untuk menghidupkan candi-candi yang ada di Indonesia," imbuhnya.
Dengan demikian, harapannya, Thudong bisa memberi persepektif baru bagi masyarakat, bahwa candi adalah tempat yang dapat bisa dilakukan untuk memperkuat spiritual.
Baca Juga: Ratusan Samanera Sementara Jalani Prosesi Pindapatta, Persembahan Umat Buddha untuk Bhikkhu
Hal senada juga disampaikan Ketua Panitia Pabbajja Samanera Sementara Fatmawati.
"Penyelenggaraan Thudong juga sebagai upaya untuk mempromosikan pariwisata candi di Indonesia ke seluruh Indonesia dan dunia," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) Agus Jaya menuturkan, pihaknya akan mencari candi berikutnya untuk melakukan tradisi Thudong.
"Kami sebagai bangsa Indonesia bangga bahwa punya candi-candi, dan candi ini akan kita promosikan baik lokal maupun manca negara,” pungkasnya.