bakabar.com, JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini mengungkap penyebab melonjaknya harga beras.
Kata dia, kenaikan itu didorong adanya persaingan penawaran harga dari pembeli gabah. Yang mana akan dijual kepada petani dan penggilingan.
"Baik dari gabah kering giling (GKG) ataupun gabah kering panen (GKP)," katanya, Sabtu (2/9).
Baca Juga: Harga Melonjak, Ada Potensi Darurat Beras Nasional
Sementara itu, jumlah produksi beras saat ini berkurang. Lantaran sudah melewati masa panen. Yang mana jatuh pada Juli lalu.
Biar tahu saja. Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp6.760,00 per kg. Naik 5,82%. Sedangkan di tingkat penggilingan Rp6.868,00 per kg. Nail 5,57%.
Kemudian, harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp5.712,00 per kg. Naik 5,30%. Lalu, di tingkat penggilingan Rp5.829,00 per kg. Naik hingga 4,66%.
Baca Juga: Stabilisasi Pangan Beras Lewat Program GPM
Merujuk data BPS, pada Agustus, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp11.754,00 per kilogram. Naik sebesar 1,88 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp11.475,00 per kilogram atau naik sebesar 3,19 persen.
Dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp10.525,00 per kilogram. Atau naik sebesar 2,16 persen.
"Dibandingkan dengan Agustus 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Agustus 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 18,72 persen; 22,62 persen; dan 16,05 persen," papar Pudji.