bakabar.com, MARABAHAN – Meski ikut terseret gelombang ketiga Covid-19, Barito Kuala belum akan membuat fasilitas karantina seperti di awal-awal gelombang pertama.
Tercatat sejak 28 Januari 2022, kasus aktif baru di Bumi Selidah bergerak naik.
Lantas berdasarkan update terakhir, Senin (14/2), kasus aktif di Batola sudah mencapai 177. Rinciannya 172 orang menjalani isolasi mandiri, kemudian 5 pasien menjalani perawatan di berbagai rumah sakit.
Sama seperti gelombang pertama maupun kedua, Alalak mendominasi jumlah kasus aktif di Batola hinggga 101 orang. Disusul Marabahan 29 kasus dan Mandastana 12 kasus.
Jumlah yang cukup besar di Alalak tersebut dapat dipahami, mengingat kawasan ini bertetangga dengan Banjarmasin. Sampai sekarang kasus aktif di Kota Seribu Sungai sudah mencapai 2.409 kasus aktif.
“Memang dalam beberapa pekan terakhir, terjadi peningkatan kasus aktif yang cukup tinggi. Namun demikian, kami belum menemukan pasien yang terpapar omicron,” papar Kepala Dinas Kesehatan Batola, dr Azizah Sri Widari, Senin (14/2).
“Selain faktor penyebaran virus yang lebih cepat, penurunan kesadaran penerapan protokol kesehatan di masyarakat memungkinkan penyebaran lebih banyak,” imbuhnya.
Kendati terjadi peningkatan kasus aktif kembali, Batola belum berencana untuk membuka kembali fasilitas karantina, selain di RSUD Abdul Aziz Marabahan.
Sebelumnya selama gelombang pertama dan kedua, pasien kasus aktif dikarantina di SKB Batola. Namun terhitung sejak awal Juli 2021, fasilitas tersebut resmi ditutup unuk penanganan Covid-19.
“Fasilitas karantina di SKB sudah ditutup sejak awal Juli 2021. Sementara sekarang kapasitas isolasi di rumah sakit masih terbuka dengan ketersediaan 29 tempat tidur. Pelayanan kepada pasien isolasi mandiri juga tetap berlangsung,” jelas Azizah.
“Andai terjadi peningkatan kasus signifikan, RSUD Abdul Aziz telah memiliki rencana untuk menggunakan ruangan lain sebagai tempat isolasi,” sambungnya.
Terlepas dari angka penyebaran yang mulai meningkat, capaian vaksinasi kumulatif dosis pertama di Batola
telah mencapai 82 persen.
“Kalau dirincikan satu persatu, capaian vaksinasi anak sudah 63 persen. Sedangkan lanjut usia mencapai 62 persen,” tegas Azizah.
“Sementara ketersediaan vaksinasi lebih dari cukup, baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua,” tandasnya.