Kalsel

Terkuak, Motif Suami Tega Bunuh Istri di Takulat Tabalong

apahabar.com, TANJUNG – Kasus pembunuhan istri di Desa Takulat, Kabupaten Tabalong begitu menyita perhatian. Terlebih, kekerasan…

Featured-Image
Persoalan asmara rumah tangga memicu pembunuhan Widiyanti. Foto: Ist

Kedatangan mereka untuk dipertemukan dengan D karena telah berbohong tidak mengetahui keberadaan Widi saat didatangi suaminya siang itu.

Sementara korban sendiri mengaku kalau dia saat itu berada di toko D untuk mentransfer uang ke ibunya di Banjarbaru.

Sekitar pukul 21.00 pertemuan antara keluarga MI dan D berlangsung dengan dihadiri sejumlah pihak.

Dalam pertemuan itu, D diminta membayar uang kesopanan sebesar Rp2,5 juta karena dianggap berbohong hingga MI mengamuk.

"Dengan pembayaran uang kesopanan itu persoalan selesai, meski MI tidak dihadirkan karena ditakutkan membuat keributan," jelas Kepala Desa Takulat, Ramlan kepada bakabar.com.

Setelah pertemuan itu, korban pulang ke rumah sepupunya. Kemudian suaminya menyusul hingga petaka pembunuhan terjadi.

"Kami tidak tahu lagi ceritanya bagaimana sebelum kejadian pembunuhan di rumah itu, " kata Ramlan.

Terpisah, Lurah Pulau, Pahrudin membenarkan malam tadi ada warga Takulat datang ke rumahnya didampingi kades.

"Mereka datang sehabis magrib, dengan maksud berbaikan, karena D berbohong tidak ada istri pelaku," jelasnya.

Pada pukul 21.00, pertemuan dimulai dengan menghadirkan D, keluarga MI dan istrinya. Dari pihak Kelurahan dihadiri ketua RT 4 dan lainnya.

"Dalam pertemuan itu, saya menanyakan mana MI, kenapa tidak dihadirkan? Oleh keluarganya tidak usah dihadirkan karena bisa membuat keributan," jelas Pahrudin.

Dalam berita acara pertemuan, D membayar uang kesopanan Rp2,5 juta dan membantu mencarikan handphone MI yang hilang saat mengamuk di ponselnya.

"Belakangan handphone itu tertinggal di rumahnya sendiri dan sudah ditemukan," pungkas Pahrudin.

Rupanya setelah itu korban datang ke rumah sepupunya berinisial H di Desa Takulat RT 01 untuk menginap menenangkan diri.

Dari informasi dihimpun bakabar.com, korban ke rumah sepupunya sekitar pukul 22.00, Senin malam, 5 Juli.

Kemudian sekitar pukul 22.30, suaminya datang untuk menemui istrinya.

Setelah itu korban tidur di kamar dan suaminya tidur di ruang samping kamar tidur korban.

Sekitar pukul 03.00, saksi RA mendengar ribut-ribut di dalam kamar. Dan ia pun bangun untuk berusaha membuka pintu kamar. Namun pintu tersebut terkunci hingga ia mendobraknya.

Setelah pintu terbuka, ia melihat korban dan suaminya berkelahi adu fisik. Ia punberusaha melerainya sambil berteriak minta tolong.

Saat itu korban dilaporkan sudah dalam keadaan terlentang dan diketahui sudah meninggal dunia. Pipinya lebam, dan terdapat luka di leher atas. Sejurus kemudian pelaku diserahkan keluarganya ke Polsek Kelua.



Komentar
Banner
Banner