Regional

Terkatung-katung, Warga Terdampak Proyek Tol Desari III Ancam Gelar Demo

Warga Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Bojong Gede mengancam akan menggelar aksi kembali ke Kantor Kecamatan Bojong Gede. Pasalnya, warga masih menunggu nilai gant

Featured-Image
Anggota DPR RI Fahmy Alaydroes ketika menghadiri pertemuan bersama warga, terdampak pembangunan tol desari III di kediaman salah satu warga, Senin (16/10). Foto: apahabar.com/Zenal

bakabar.com, BOGOR - Warga Kelurahan Pabuaran mengancam akan menggelar aksi kembali ke Kantor Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Pasalnya, warga masih menunggu nilai ganti rugi rumah terdampak pembangunan Tol Desari III.

"Kalau untuk saya kan semua milik keluarga, karena kami itu punya surat hak waris dan dibagi dengan anak lain makanya belum dipecah surat tanahnya," ungkap salah satu warga terdampak Euis Rosmawati (46) ketika ditemui wartawan, Senin (16/10). 

Euis menerangkan selama ini pihak Kelurahan Pabuaran sudah melakukan pendataan dengan jumlah yang berlebih. Padahal, status surat tanah masih belum dipecah oleh keluarga besarnya. Adapun total tanah milik keluarga besarnya seluas 2.000 meter persegi.

Baca Juga: Viral Motor Dinas Masuk Tol Depok, Dishub Bogor Klarifikasi

Kondisi tersebut yang membuatnya selama ini kebingungan. Sebab, selama ini status tanah kering dan tanah basah tidak ada perbedaan harga.

"Padahal, di wilayah Depok menurutnya terdapat perbedaan harga," katanya.

Koordinator lapangan Anton (41) mengungkapkan respons dari pemerintah sejauh ini belum ada soal tuntunan yang disampaikan di tanggal 10 Oktober kemarin. 

"Untuk pertemuan kali ini dengan anggota fraksi PKS DPR mencoba menjembatani audiensi dengan komisi yang membidangi di jalan tol," kata Anton.

Baca Juga: Semburan Air Bercampur Gas Muncul di Bogor, Penghuni Kosan Mengungsi

Anggota DPR RI Fahmy Alaydroes, kata Anton, berjanji akan mencarikan jalan keluar mengenai nilai ganti rugi dari pemerintah yang dinilainya bervariasi dan tidak ada dasarnya.

"Memang masing-masing lingkungannya tidak ada dasar penilaian ini dari mana angka bisa muncul segitu apakah penilaian melihat lokasi yang strategis atau sebagian tak ada kejelasan sama sekali," keluhnya.

Anton juga meminta transparansi berapa biaya soal pembangunan Tol Desari III. Namun, panitia tidak memberikan sama sekali informasi yang dibutuhkan warga.

"Fakta dilapangan sebenarnya ada oknum ada bermain di tol ini, yang disinyalir menakuti warga sehingga menjadi gelisah," jelasnya.

Baca Juga: Ganti Rugi Tak Sesuai, Warga Pabuaran Bogor Geruduk Kecamatan

Anton menegaskan jika dalam waktu dekat tak ada penyelesaian, warga bakal menggelar aksi yang lebih besar lagi supaya ada kejelasan mengenai ganti rugi.

"Lebih besar jumlahnya, kita tunggu dulu dalam beberapa hari ini. Karena kami ingin ada kepastian bagi rumah warga yang terdampak proyek tol Desari III," katanya.

Editor


Komentar
Banner
Banner