bakabar.com, JAKARTA - Keluarga Cristalino David Ozora mengeklaim bahwa tidak ada penyesalan dalam permintaan maaf yang disampaikan oleh terdakwa Mario Dandy kepada David.
Bahkan Paman David, Alto Luger tak segan menyebut Mario memiliki sifat yang sombong dan tengil. Lantaran sejak awal Mario menyampaikan permintaan maaf selalu diiringi dengan senyuman.
"Orangnya sombong, tengil, dan merasa secara psikologi, itu terlihat dari body language-nya bahwa dia itu merasa di atas hukum karena orang tuanya mampu membayar," ujar Alto, Senin (7/6).
Baca Juga: Mario Dandy Didakwa Penganiayaan Berat dengan Terencana
Alto pun turut menaggapi pernyataan pengacara Mario yang menyatakan gestur senyum-senyum kliennya pada saat meminta maaf dan menyesal merupakan bentuk spontanitas.
Ia menyebut pengacara dari tersangka Mario tengah “halu” atau berkhayal pada saat menyebut bahwa kliennya minta maaf dan menyesali perbuatannya.
"Itu pengacaranya halu. Karena si Mario itu karakternya kita amati itu dari saat dia dilaporkan di polsek sampai jadi saksi di sidang Agnes (AG), sampai video itu beredar, itu karakternya seperti begitu," ungkapnya.
Baca Juga: Ayah David Ozora Bakal 'Pelototi' Sidang Mario Dandy hingga Tuntas!
Untuk itu, tersangka kasus penganiayaan berat tersebut dinilai tidak benar-benar menyesali perbuatannya setelah melakukan penganiayaan terhadap David Ozora.
Menurutnya perilaku Mario Dandy yang cengengesan saat meminta maaf kepada korban menjadi penilaian publik bagaimana Mario itu menganggap enteng masalah tersebut.
“Tidak ada, tidak ada penyesalan dia. Kami tidak melihat adanya penyesalan. Saat itu dia pasang cable ties itu, itu juga ada ngomong dia minta maaf sambil cengengesan itu. Jadi dia itu tidak menyesal,” pungkasnya.
Baca Juga: PN Jaksel Gelar Sidang Perdana Mario Dandy
Sebelumnya, Kuasa hukum Mario Dandy, Andreas Nahot Silitonga buka suara terkait kliennya yang meminta maaf sambil cengegesan saat meminta maaf atas perbuatannya.
Andreas Nahot Silitonga mengatakan reaksi yang terlihat dari wajah kliennya itu terjadi secara spontan. Ia memastikan tak ada unsur keceriaan dalam ekspresi Mario.
"Itu sebenarnya reaksi yang bisa dibilang wajar, juga bisa dibilang nggak wajar. Tapi kalau menurut saya itu reaksi yang spontan ya. Itu bukan keceriaan, tapi pesan luka. Itu sih yang bisa kami sampaikan," kata Andreas kepada wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (6/6).