Regional

Tari Kubro Siswo, Seni Kerakyatan Sekaligus Bentuk Syiar Islam di Magelang

Tari Kubro Siswo merupakan penggambaran dari semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memporak-porandakan penjajah

Featured-Image
Tari Kubro Siswa yang ditampilkan di Pakis, Kabupaten Magelang (Foto: apahabar.com/Arimbi)

Baca Juga: Tugu ANIEM, Saksi Bisu Masuknya Listrik Pertama Kali di Magelang

Kepada bakabar.com, Indriyanto menuturkan ragam gerak yang terdapat dalam Tari Kubro Siswo disusun berurutan sesuai dengan tiga babak pokok yang wajib yakni Pembuka, Inti atau Theleng , serta Penutup.

Sedangkan untuk rangkaian gerak tari ada empat ragam yaitu Sembahan, Silat, Lampah Tiga, Orog-orog, dan Gedrug Lemah," tuturnya.

Kubro dan Syiar Islam

Uniknya, meski gerakan-gerakan dalam tari Kubro Siswo merupakan gambaran atau simbol jiwa keprajuritan pasukan Pangeran Diponegoro yang gagah berani, saling, saling setia kawan, cinta tanah air serta semangat tidak kenal menyerah untuk mengusir para penjajah.

"Namun pemaknaan dan geraknya kontras dengan iringan musik yang berbau Islami," sambungnya.

Adapun lirik lagu iringan Kubro Siswo yakni:

Kito poro menungso
Kito poro menungso ayo podho ngaji
Islam ingkang sempurno pepadhanging bumi
Ayo konco-ayo konco ojo podho lali
Lali mundhak ciloko mlebu jeroning geni
Yoiku aran neroko bebendhuning gusti[2]

yang artinya

Kita para manusia
Kita para manusia ayo mengaji
Islam yang sempurna menerangi bumi
Ayo teman-ayo teman jangan lupa
Lupa membuatmu celaka yang membuatmu masuk ke dalam api
Yaitu neraka tempat pembalasan Tuhan

Baca Juga: Menyusuri Jejak Hoogere Kweekschool, Cikal Bakal Pendidikan Guru di Magelang

"Lagu tersebut dimainkan dengan iringan alat musik tradisional yang ada di masyarakat Jawa khususnya Magelang, seperti kendang, bendhe, bendhug dan terbang yang dipadukan dengan alat musik modern yaitu keyboard dan drum," paparnya.

Tak hanya itu, lanjut Indriyanto, tempo permainan musiknya pun terkesan monoton yakni dengan dinamika yang tetap tanpa adanya variasi tempo, berupa percepatan maupun perlambatan.

Selain rampak gerak, Kubro Siswa  juga menyuguhkan atraksi-atraksi seperti mengupas kelapa dengan gigi, berjalan diatas pecahan kaca atau duri, dan bermain bola api.

"Tari bernafaskan spiritual sekaligus kerakyatan juga diyakini masyarakat mengundang 'roh' yang masuk ke tubuh penari, sehingga menyebabkan penari kesurupan," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner