bakabar.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan sebanyak 991 pengeboran sumur pada 2023. Angka itu mengejar target pemerintah untuk memproduksi minyak 1 Juta barel per hari pada 2030.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo membeberkan sejumlah tantangan untuk mencapai target tersebut. Salah satunya, pihaknya kesulitan dalam menemukan rig (alat Pengeboran minyak bumi) yang menganggur.
"Sekarang itu nggak ada rig yang nganggur, coba kalau bapak-bapak punya, rig nganggur yang siap bekerja dan memenuhi standar kasih tahu ke kita. Saya akan telepon ke KKKS yang saat ini nyari rig, nggak ada," ungkap Wahyu di kantor SKK Migas di Jakarta, Rabu (5/4).
Jika mengacu pada tahun tahun sebelumnya, kesulitan untuk menemukan rig merupakan hal yang sangat jarang dihadapi oleh SKK Migas. "Saya sebelumnya gak pernah mengalami masa di mana alat untuk ngebor itu kekurangan. Jadi kami mempunyai banyak tugas dibanding industri pendukungnya," imbuhnya.
Baca Juga: Jaga Pasokan Listrik, SKK Migas: Alirkan Gas Sengkang kepada PLN
Sejauh ini, upaya mencari rig yang menganggur merupakan tantangan terbesar bagi SKK Migas untuk mencapai target pengeboran 991 sumur untuk mencapai produksi minyak 1 Juta barel di Indonesia.
"Untuk itu, saya sekarang sedang mengalami kebingungan, bagaimana menyelesaikan 991 itu kalau barangnya (alat pengebor, toolsnya) kita belum dikasih, maksudnya supply dari vendor masih belum siap," pungkasnya.
Sebagai pengingat, Indonesia memiliki tugas berat untuk mencapai target minyak 1 juta bph dan gas 12 bscfd. Hal itu harus dilakukan, lantaran cadangan minyak bumi Indonesia kian mengkhawatirkan.
Baca Juga: Cek Infonya, SKK Migas Tawarkan Lowongan Kerja Bagi Lulusan Baru
DPR RI mencatat, cadangan minyak bumi yang ada di tanah air dikabarkan hanya tersisa untuk 9 - 12 tahun lagi. Hal itu tidak akan terjadi jika ditemukan adanya cadangan produksi minyak yang baru. Saat ini terpantau cadangan minyak hanya tersisa sekitar 2,4 miliar barel saja.
"Minyak tinggal 2,4 miliar barel saja. Bayangkan, kalau tidak ditemukan yang baru, hanya sampai 9 tahun - 12 tahun saja. Inilah problem energi kita, konsumsi kita sekian tetapi liftingnya sekian," ungkap Sugeng Suparwoto Kepala Komisi VII DPR kepada wartawan, dikutip Rabu (5/4).