Pemilu 2024

Tanggapi Manuver, Budiman Sudjatmiko Sebut Megawati Dewasa Berpolitik

Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko menilai Ketua Umum Megawati Soekarnoputri matang dalam berpolitik sehingga melabeli dirinya hanya sekadar berdansa.

Featured-Image
Budiman Sudjatmiko saat menghadiri Kopdarnas PSI di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. (Foto: apahabar.com/Aditama)

bakabar.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko menilai Ketua Umum Megawati Soekarnoputri matang dalam berpolitik sehingga melabeli dirinya hanya sekadar berdansa.

Meskipun Budiman telah secara terang-terangan menjatuhkan pilihan politik untuk mendukung Prabowo Subianto, bukan Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan.

"Dari pernyataan Bu Mega saya ingin mengatakan bahwa Bu Mega bisa memahami dinamika ini," kata Budiman di Tennis Indoor Senayan, Selasa (22/8) malam.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Takkan Pindah Partai: Saya PDIP Sejati!

Budiman mengaku bahwa Megawati merupakan sosok yang telah matang berpolitik, sehingga tak terjadi ketegangan meskipun arah politik bersebrangan menghadapi Pilpres 2024.

"Jadi menurut saya, itu menunjukkan kematangan beliau, sebagai orang yang sudah matang segala macam dan saya pikir kita butuh dialog-dialog yang dingin untuk dinamika seperti ini supaya tidak tegang," jelasnya.

Adapun Budiman mengaku ini bukan kali pertama berbeda pandangan, bahkan Megawati seringkali melabeli dirinya yang selalu menari dan melakukan dansa politik.

Baca Juga: Tak Kunjung Dipecat, Budiman Sudjatmiko Ogah Mundur dari PDIP

"Pernyataan Bu Mega itu pernah dinyatakan kepada saya juga ketika saya bertemu beliau di rumahnya, bahwa menjelang politik ini biasa ada dansa-dansa, dan dinamika, itu suatu proses yang wajar," tuturnya.

Sebelumnya, Megawati membahas pergerakan Budiman Sudjatmiko yang mendukung bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto bagaikan orang yang berdansa.

Bahkan, dia sempat berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait hal tersebut. Megawati mendeskripsikan berdansa itu selayaknya sebuah simbol.

"Berdansa itu bisa sendiri, bisa duaan, bisa ramai-ramai, terus bisa slow motion, gerakannya pelan seperti Waltz, terus ada rumba yang ngoprek-ngoprek ngobrong, ada rock and roll, nanti kalau udah ganti-ganti pasangan, yang itu ganti sono, yang ini ganti sini. Terus beliau (Jokowi) sambil ketawa, 'Oh saya paham'," cerita Megawati.

Editor


Komentar
Banner
Banner