bakabar.com, JAKARTA – Tanggal 11 Mei menjadi perayaan unik yang disebut National Eat What You Want Day atau Hari Makan Apapun yang Diinginkan. Pada perayaan tersebut seseorang dapat mengonsumsi berbagai macam makanan tanpa ditabasi.
Hal itu karena banyak orang melakukan pembatasan terhadap porsi makanan tertentu. Hal itu bertujuan untuk menjaga agar bentuk tubuh tetap ideal. Di sisi lain, pembatasan tersebut akan cukup membebeani seseorang.
Perayaan ini dimaksudkan untuk memberi sedikit kebebasan pada tubuh agar tidak selalu melakukan diet ketat. Ihwal tersebut lahir demi kebebasan mengonsumsi apapun, mulai dari daging berlemak sampai dengan makanan serba manis.
Bahkan aktivitas seperti olahraga tidak boleh dilakukan pada perayaan National Eat What You Want Day. Alasannya karena berolahraga merupakan bagian dari program diet, untuk itu olahraga pun tidak dilakukan pada hari tersebut.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Tayangan untuk Semarakkan Hari Star Wars Internasional
Hal menarik lainnya adalah perayaan ini diawali dari kemunculan buku diet pertama di dunia. Buku diet tersebut berjudul The Art of Living Long yang terbit pada 1558 dan ditulis oleh Luigi Cornaro.
Berangkat dari kelahiran buku tersebut yang kemudian mendorong masyarakat untuk mengurangi sejumlah porsi makanan yang dikonsumsinya.
Tapi, baru pada tahun 1860 kemunculan Diet Boom yang dipelopori oleh William Banting kemudian muncul. Pada Diet Boom tersebut banyak orang yang berbondong-bondong melakukan diet.
Diet Boom akhirnya mulai mereda pada tahun 1960, sebelum akhirnya kembali menjadi tren masyarakat pada awal tahun 2010.
Baca Juga: Tren Gaya Rambut "Men Perm", Bikin Pria Jadi Mirip Oppa Korea
Di sisi lain seseorang yang melakukan diet biasanya akan jarang untuk ikut pada makan malam atau makan siang bersama keluarga. Hal itu yang membuat Thomas dan Ruth Roy membuat perayaan spesial.
Perayaan National Eat What You Want Day yang diciptakan oleh kedua pasangan asal Amerika Serikat tersebut tidak hanya ditujukan untuk mendorong seseorang untuk membebaskan porsi makanannya. Tapi, juga mendorong mereka untuk semakin dekat dengan keluarganya melalui kegiatan makan bersama.