bakabar.com, PALANGKA RAYA - Ada-ada saja yang dilakukan oleh pria asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) satu ini.
Pria tersebut nekat memviralkan dirinya sendiri seolah-olah menjadi korban begal atau pencurian dengan kekerasan.
Beruntung, jajaran kepolisian Polda Kalteng bergerak cepat merespons kasus tersebut.
Kasus bermula dari viralnya informasi pembegalan menggunakan pistol dan senjata tajam jenis celurit di Jalan Cendrawasih, Kota Palangka Raya, Selasa (13/4) kemarin.
Hasilnya, setelah diselidiki dan dicari polisi penyebarnya, ternyata sepeda motor tersebut tak dibegal. Melainkan diambil leasing atau pembiayaan karena yang punya sepeda motor menunggak satu tahun tak bayar cicilan.
Setelah mendapat informasi tersebut, Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi Prasetyo memerintahkan anggotanya melakukan penyelidikan.
Dari penyelidikan polisi, didapatkan hasil jika Polda Kalteng dan Polresta Palangka Raya tidak pernah menerima laporan masyarakat terkait kejadian tersebut.
“Informasi viral tersebut segera kami tindaklanjuti karena sudah membuat kegaduhan dan keresahan di masyarakat. Hasilnya, kami tadi malam, Selasa (13/4) berhasil mengamankan Indra Gunawan (28) pelaku pembuat dan penyebar hoaks begal tersebut,” beber Kapolda melalui Kabid Humas Kombes Pol K. Eko Saputro, Rabu (14/4).
Belakangan, Indra diketahui berprofesi sebagai office boy (OB) di salah satu rumah sakit di Kota Palangka Raya. Indra mengaku jika sepeda motor tersebut sebenarnya tidak dibegal tapi diambil pihak leasing atau pembiayaan karena pelaku setahun yang lalu pinjam uang dengan jaminan BPKB sepeda motor dan tidak dibayar cicilannya selama satu tahun.
“Indra mengaku takut dengan istrinya karena pada waktu menjaminkan BPKB sepeda motor untuk meminjam uang di pembiayaan tanpa sepengetahuan istrinya. Kemudian dia cari alasan seolah-olah motornya dibegal,” pungkasnya.
Untuk itu ia meminta kepada masyarakat agar terus mengantisipasi dan mewaspadai berita bohong yang marak terjadi di dunia maya. Untuk warganet agar bisa mengklarifikasi terlebih dulu informasi yang didapat sebelum menyebarkannya ke media sosial.
"Kita paham kalau warganet tersebut bermaksud membantu, namun kebanyakan informasi yang disebar tidak disaring atau diklarifikasi terlebih dulu sehingga kebanyakan hanya merupakan berita bohong. Saring sebelum sharing dan hindari berita bohong," tuturnya.