Polres Tabalong

Tak Terima Hasil Pemilu, Warga di Tabalong Berbuat Anarkis

Puluhan warga menggeruduk kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tabalong. Kedatangan mereka karena tidak puas dengan hasil pemilihan umum (Pemilu)

bakabar.com, TANJUNG - Puluhan warga menggeruduk kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tabalong. Kedatangan mereka karena tidak puas dengan hasil pemilihan umum (Pemilu) yang digelar.

Aksi massa tersebut sudah terlihat dari masa kampanye yang terjadi keributan,  kemudian berlanjut di pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Awalnya pemungutan suara di TPS berjalan lancar, dengan pengawalan petugas dan patroli Polwan Polres Tabalong bersepeda.

Tidak lama berselang terjadi keributan di TPS Karindangan, di mana warga tidak terima karena tidak terdaftar sebagai pemilih di desanya.

Saat itu permasalahan dapat diselesaikan meski warga tetap tidak terima dan  meninggalkan lokasi TPS.

Usai perhitungan suara, saat petugas TPS mengantar kotak suara dengan dikawal petugas Polres Tabalong dalam perjalanan dicegat oleh massa tidak terima atas kekalahan hasil suara di tingkat kecamatan.

Saat itu petugas yang mengawal berhasil melumpuhkan sejumlah massa, selanjutnya kotak suara diantar ke kantor KPUD dengan aman.

Massa yang tidak terima temannya ditangkap dan atas kekalahan hasil suara Pemilu melakukan unjuk rasa mendatangi KPUD dengan pengawalan Satlantas Polres Tabalong.

Sebelum sampai di kantor KPU, massa dihadang tim negosiator Polres Tabalong dan tim Dalmas awal.

Rupanya massa semakin anarkis, sehingga diturunkan Dalmas lanjutan dengan pakaian lengkap beserta unit AWC dan tim pengurai massa. 

Aksi yang anarkis melakukan dorongan dan pelemperan benda ke petugas, serta mepakukan pembakaran di lokasi.

Upaya mengurai massa dilakukan petugas dengan menembakkan gas air mata, penyemprotan air kepada peserta aksi dan peserta unjuk rasa semakin anarkis.

Imbauan untuk membubarkan diri tidak digubris massa, sehingga Polres Tabalong menurunkan tim pengurai massa berkendaan roda dua untuk menangkap provokator peserta aksi unjuk rasa.

Setelah para provokator ditangkap akhirnya massa yang anarkis membubarkan diri.

Semua itu merupakan bagian dari simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang digelar Polres Tabalong dalam rangka menghadapi Pemilu dan Pilkada tahun 2024 mendatang.

"Simulasi sispamkota ini bagian dari kesiapan Polres Tabalong untuk mendukung pelaksanaan Pemilu yang lancar dan aman," kata Kapolres Tabalong AKBP Riza Muttaqin kepada para awak media.

Riza bilang simulasi ini yang diperagakan dari tahapan aman hingga rawab tapi tidak sampai terjadi huru-hara yang melibatkan Brimob.

"Jadi ini pengamanan tingkat Dalmas awal dan Dalmas lanjutan yang diperagakan," bebernya.

Pada peragaannya ada menggunakan gas air, tapi ini sudah dimodifikasi sehingga aman bagi massa dan petugas.

“Dengan simulasi ini kita mengetahui bagaimana kesiapan personil, sarana prasarana dan koordinasi yang dijalankan," beber Riza.

Sementara itu, Polres Tabalong sudah melakukan evaluasi terkait kerawanan Pemilu. Kerawanan ini lebih pada jarak serta kondisi jalan.

"Kita sudah melakukan pembahasan, untuk kerawanan lainnya, mudah-mudahan tidak ada, namun kita tidak underestimate semuanya kita laksanakan bagaimana kewaspadaan itu kalau terjadi sesuatu," pungkas Kapolres Tabalong AKBP Riza Muttaqin.

Pada simulasi Sispamkota ini, nampak hadir Bupati Tabalong H Anang Syakhfiami, Kajari Mohamad Ridosan, Dandim 1008/Tabalong Letkol Czi Catur Witanto, Ketua DPRD H Mustafa, Ketua KPUD dan Bawaslu Tabalong dan perwakilan partai politik.

Editor


Komentar
Banner
Banner