bakabar.com, JAKARTA - Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengungkap penyebab utama kerugian dari konsep bisnis Pertashop.
Hal itu, kata Komaidi, diakibatkan oleh maraknya penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) eceran dan Pertamini yang melayani penjualan perlite. Akibatnya, banyaknya Pertashop yang tutup karena mengalami kerugian.
"Hal itu karena Pertabotol (penjual BBM eceran) dan Pertamini dapat menjual BBM RON lebih rendah yang tidak dapat dilakukan oleh Pertashop," kata Komaidi, Selasa (11/7).
Baca Juga: Pertashop Terancam Bangkrut, ReforMiner: Mesti Ubah Konsep
Ia menegaskan, kebijakan yang hanya membolehkan Pertashop menjual BBM RON tinggi, sementara penjual BBM eceran banyak menjual Pertalite, akan berdampak terhadap kelangsungan bisnis Pertashop. Tidak heran jika target minimal penjualan Pertashop tidak akan tercapai.
Dengan kondisi itu, biaya operasional tidak akan mampu ditutupi, namun justru berpotensi akan gulung tikar. Oleh karena itu, kata Komaidi, pemerintah perlu menata kembali konsep bisnis Pertashop agar tidak merugikan para pelaku bisnis UMKM tersebut.
"Jangan sampai tujuan memperluas akses BBM yang pada dasarnya sangat bagus karena dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional, justru menjadi kontraproduktif dan beban bagi pelaku bisnis yang telah berinvestasi di bisnis Pertashop," cetusnya.
Baca Juga: UMK Academy, Pertamina Ajak 800 Usaha Mikro dan Kecil Naik Kelas
Saat ini, bisnis Pertashop terancam gulung tikar. Tercatat, dari sekitar 448unit Pertashop sebanyak 201 diantaranya dilaporkan mengalami kerugian. Dengan kondisi demikian, bisnis Pertashop tidak dapat diteruskan.
Pertashop Pertamina sendiri merupakan lembaga penyalur resmi berskala kecil dari Pertamina, bertujuan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM, LPG (non subsidi), dan produk ritel Pertamina lainnya.
Bisnis Pertashop sempat menjamur di beberapa wilayah di Indonesia. Bisnis tersebut sangat membantu warga yang lokasinya jauh dari SPBU, sekaligus menjadi alternatif pendapatan bagi warga.