bakabar.com, JAKARTA - Menonton film horor tidak hanya memberikan hiburan, tapi memiliki manfaat lain seperti mengurangi kecemasan.
Ketakutan yang baik dapat membantu mengurangi rasa kecemasan. Terdengar aneh, namun sebagian orang yang merasa gugup atau cemas lebih menikmati film horor.
Melansir Verywell Health, pada Jumat (3/11), ketakutan saat menonton film horor mungkin mirip seperti latihan aerobik.
Saat menonton film horor Anda akan merasa takut, sehingga otak akan menerima dan mengaktifkan respon fight-or-flight sebagai bentuk pertahanan, serta menjadi kekebalan dalam tubuh, karena meningkatkan pernapasan lebih cepat dengan mengirim oksigen ke seluruh tubuh.
Saat menonton film horor, otak dirangsang dan direspon dengan sensasi fisik dan emosional yang disebut rasa takut. Dan percaya atau tidak, bagi sebagian orang, ini sangat menyenangkan.
"Respon stres ini memberikan sensasi, membantu merasa lebih hidup," kata Harold Hong, MD, psikiater di North Carolina, dikutip Verywell Health, Jumat (3/11).
Rasa takut tersebut dapat memicu adrenalin dan kortisol, hormon stres dalam tubuh. Otak juga melepaskan endorfin dan dopamin karena rangsangan tersebut.
Seperti yang kita tahu, endorfin adalah hormon yang mengurangi rasa sakit dan stres, serta dopamin adalah neurotransmitter 'perasaan baik' yang berperan dalam pengaturan suasana hati.
Bahkan setelah film berakhir, hormon-hormon tersebut membuat perasaan lega dan menjadikannya pemicu stres yang positif.
Tak hanya sebagai hiburan dan pereda emosi, menonton film horor selama 90 menit diketahui dapat membakar sebanyak 113 kalori, atau setara dengan setengah jam berjalan kaki.
Dalam sebuah strudi menemukan bahwa jump-scare dalam film membantu membakar kalori karena meningkatkan detak jantung secara dramatis.
Risiko dan Penanganan setelah Menonton Film Horor
Walau film horor dapat mengatasi stres dan menyenangkan bagi beberapa orang, perlu diperhatikan bahwa trauma terhadap sosok seram dapat membuat Anda kesulitan tidur, trauma atau perasaan cemas.
"Orang dengan permasalahan kardiovaskular (jantung dan sebagainya) dapat meningkatkan respon fisiologis terhadap rasa takut yang mungkin berisiko lain," kata Ryan Sultan, MD, asisten profesor psikiatri klinis di Universitas Columbia.
Respon terhadap rasa takut tersebut berlangsung sementara, dan tidak menjadi ancaman bagi kesehatan jantung seseorang.
Selain hiburan dan pemacu adrenalin, film horor menjadi cara terkendali menghadapi ketakutan dan kecemasan.
Sultan memberi contoh, jika Anda takut akan laba-laba di kehidupan nyata, cara aman untuk mengurangi rasa takut adalah dengan menonton film tentang binatang tersebut.
"Itu seperti menekan tombol reset dalam emosi diri," ujarnya menambahkan.
Meski menakutkan, film horor bisa menjadi sarana terapi. Jika takut dengan genre horor tapi penasaran, Anda dapat memulai menonton dengan sesuatu yang tidak terlalu menakutkan, atau ajak teman untuk menonton bersama.