bakabar.com, JAKARTA - Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga melihat efektivitas jalur sepeda di DKI Jakarta sudah saatnya dievaluasi.
Sebab, tak lagi digunakan oleh para pesepeda, melainkan menjadi tempat parkir kendaraan bermotor, akses jalan oleh kendaraan roda dua, hingga tempat berjualan. Sampai-sampai transportasi umum terkadang turut berhenti di jalur tersebut.
"Dishub perlu melakukan evaluasi jalur sepeda yang sudah terbangun agar mampu mendorong warga yang bersepeda dapat memanfaatkan jalur yang ada," jelas Nirwono kepada bakabar.com, Sabtu (31/12).
Lantas bagian mana yang perlu dievaluasi? Kata Nirwono, utamanya yang tak lagi sesuai peruntukkan, dan mengganggu kenyamanan pesepeda seperti di kawasan Jalan Sudirman-MH Thamrin.
"Ini bagian yang perlu dievaluasi tersebut, mengapa jalur sepeda tersebut tidak banyak digunakan pesepeda, apakah rute jalur sepeda tidak sama dengan rute pesepeda harian, atau jalur sepeda yang dibangun tidak aman buat pesepeda karena banyak diokupasi untuk hal lain seperti parkir kendaraan," ujarnya.
Alhasil, Nirwono memandang jalur sepeda di kawasan jantung kota itu mubazir. "Ini yang paling perlu dievaluasi kembali," jelasnya.
Untuk diketahui, berdasar pantauan bakabar.com jalur sepeda di DKI Jakarta terkesan kurang dalam pengawasan. Lebih sering digunakan sebagai kantung parkir atau pangkalan ojek, alih-alih para pesepeda.
Tak hanya sepeda motor, transportasi umum seperti taksi pun juga terlihat kerap parkir di jalur sepeda tersebut. Tak tampak satupun petugas yang menjaga jalur sepeda tersebut.