bakabar.com, BANJARMASIN - Syekh Ahmad Syarwani Zuhri wafat pada Selasa (27/3/2019) sore di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Ulama yang menjabat Ketua MUI Kota Balikpapan tersebut, merupakan ulama yang sulit dicari gantinya, terlebih karena beliau merupakan murid dari banyak ulama besar di berbagai negara.
Akun facebook Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari membagikan sebuah tulisan tentang riwayat hidup Abuya Syarwani Zuhri -akrab ulama itu disapa-.
Dalam postingan itu disebutkan, Syekh Muhammad Syarwani Zuhri lahir pada 8 Agustus 1940 di Gampa Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Beliau dibesarkan di tengah keluarga yang taat beragama. Bahkan, Sang Ayah yang bernama Haji Zuhri dikatakan sebagai seorang petani yang wara'.
Abuya Syarwani menempuh pendidikan dasar (ibtidaiyah dan tsanawiyah) di Madrasah Sulam 'Ulum di bawah asuhan KH Muhammad Marzuki Musthafa di Desa Sungai Gampa. Setelah lulus di madrasah tersebut di tahun 1961, beliau meneruskan pencarian ilmu ke Pondok Pesantren Darussalam Martapura yang pada saat itu dipimpin Syekh Abdul Qadir Hasan (Guru Tuha) dan Syekh Anang Sya'rani Arif.
Baca Juga: Kalimantan Berduka, Satu Lagi Ulama "Al Banjari" Tutup Usia
Lulus di tahun 1970, Abuya kemudian meneruskan pencarian ilmu ke Kota Bangil, Jawa Timur, di Pondok Pesantren Datu Kelampayan yang diasuh Syekh Muhammad Syarwani Abdan (Guru Bangil).
Setelah 3 tahun mengkhatamkan banyak kitab di hadapan Guru Bangil, Abuya diarahkan Guru Bangil melanjutkan pencarian ilmu ke luar negeri. Negeri pertama yang beliau datangi adalah Saudi Arabia. Di Makkah, Abuya tinggal 12 tahun di sana.
Selama tinggal di Makkah, Abuya belajar pada banyak ulama di Makkah dan Madinah. Namun, beliau juga menggelar majelis di Makkah.
Di antara ulama besar yang menjadi guru beliau di Makkah: Syekh Sayyid Muhammad Amin Quthbi, Syekh Muhadditsul Al-Haramain Hasan bin Muhammad Al Masysyat (Mufti Makkah Al Mukarramah), Syekh Muhammad Yasin bin Isa Al Fadani Al Makki (direktur Madrasah Ad-Diniyah Darul 'Ulum Mekkah), Syekh Muhammad Nursayif Rahimahullah, Habib Abdul Qadir bin Ahmad As-Seggaf (Wali Qutb, Jeddah), Syekh Abu Bakar bin Abdullah Al Habsy, Syekh Muhaditsul Al Haramain Habib Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani, Syeikh Isma'il bin Zein al Yamani Al Makki, Habib Muhadditsul Syu'aib Abu Madyan, Syekh Al Faqih Zakariyya bin Abdullah Billa, Syeikh Al-Muahdits Umar Hamdan At Tunisi.
Baca Juga:Syekh Ahmad Syarwani Zuhri (2), Mendapat Isyarat Mendirikan Pesantren di Balikpapan
Dikota Madinah, Abuya memperdalam ilmu kepada Syekh al Hafidz Zakariyya Kandahlawi Al Madani, Syeikh Muhammad Afahmi Al-Madani, Syeikh Sayyid Muhammad Al Muntasir Al Kattani (Mufassir).
Setelah cukup lama di Saudi Arabia, Abuya melanjutkan pencarian ilmu ke negeri Syam (Syria) untuk belajar dan berkenalan dan mengambil ijazah ilmu ilmu tafsir dan ilmu ilmu hadits kepada para ulama-ulama di negeri Syam (Syria).
Di antara guru beliau di sana: Al Hafidhz Al-Muhaddits Sayyid Muhammad Badaruddin Al Husaini Ad Damsyiqi, Syekh Izzuddin Al Ghaznawi, Syekh Al Mufassir Muhammad As-Syami, Syekh Al 'Alim Al-Allamah Muhammad An Nabhani (pengasuh Madrasah Diniyah An Nahdlatul Ulum Al Halabi), Syekh Rasyid Rasyad Ad-Damsyiqi.
Dari Syam (Syiria), Abuya menuju Iraq. Di sana, beliau memperdalam ilmu pada ulama besar di sana. Di antaranya, Al Muhaddits bin Ahmad Al Bagdhadi, Syekh Muhammad Bisa Ahmad Sayad Ar Rifa'i, Syekh Al Quthbi Al Qausil Akbar Muhammad Al Fasi, Sayyid Ahmad bin Muhammad Mahyuddin Al Husaini.
Baca Juga: Datu Landak (1), Pada Dirinya Mengalir Darah Dua Ulama Besar Nusantara
Setelah Iraq, Abuya bertolak ke Mesir, dan belajar pada ulama besar di sana. Di antaranya; Syekh Al Imam Al 'Arif Billah Sayyid Muhammad bin Shaleh Al Ja'fari (Imam Mufthi Al Azhar Syarif, Mesir), Syekh Hasanain Muhammad Makhluf (Mufti Mesir), Syekh Prof. Dr. Al-Imam Abdul Halim Mahmud (Rektor Al Azhar University, Mesir), Syekh Muhammad Sulaiman bin Muhammad An Namiri At Thanthawi (Rektor University Jami'ah Muhammiyah As-Syafa Thantha).
Dari Mesir, Abuya melanjutkan ke Negeri Magribi (Marokko). Beliau belajar pada banyak ulama di sana. Seperti, Al Hafidhz Al Muhaddits Sayyid Ahmad bin Siddiq Al Ghumary, Syekh Abdul Aziz Siddiq Al Ghumary, Syekh As Syarif Muhammad Bisa Abbas Al Fasi Al Hasani.
Setelah mengunjungi Marokko, Abuya mengunjungi negeri Yaman. Di negeri para wali itu beliau menuntut ilmu pada Syekh Al Faqih Yahya Al Ahdal, Sayyid Abu Madyan Hafidzahullah, Syekh Al Faqih Abdullah bin Al-Lahidji, Syekh Muhaddits Al Yamani Ahmad bin Yahya bin Abdul Wasyi.
Selain itu ia juga pernah mengambil ijazah dari ulama-ulama besar Negeri Sudan, yaitu: Syekh Ibrahim Ar Rasyidi AsSudani, Syekh Ahmad Jabarti Hafidz Jahullah.
Baca Juga:Datu Landak (2), Asal Gelar 'Datu Landak' dan Kesaktiannya Mencabut Kayu Raksasa
Editor: Muhammd Bulkini