bakabar.com, JAKARTA – Pondok pesantren dinilai sebagai potret kebhinnekaan Indonesia.
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menilai selain menjadi pusat ilmu agama, ponpes juga sangat berbaur dan mewarnai masyarakat sekitar dengan keragaman suku dan latar belakang status sosial.
“Hal tersebut menjadi sesuatu yang lumrah serta biasa saja bagi mereka. Ini yang saya sebut ponpes adalah potret nyata kebhinnekaan Indonesia, jika ingin melihat bagaimana rakyat Indonesia melaksanakan kebhinnekaan, lihat ponpes,” kata Syarief Hasan seperti dilansir dari Antara, Rabu (21/10).
Syarief menjelaskan tentang Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan bangsa, yang tertulis pada lambang negara Garuda Pancasila, bermakna “berbeda-beda tetap satu jua”.
Penjelasannya menurut dia adalah Indonesia terdiri dari keberagaman namun tetap bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam kesempatan itu Syarief Hasan meminta para santri untuk menyebutkan secara berurutan Empat Pilar MPR RI, lalu salah satu santriwati Siti Khodijah menjawab dengan tepat.
“Empat Pilar MPR adalah Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Siti.
Menurut Syarief, santri adalah generasi muda yang pintar karena sudah banyak prestasi yang ditorehkan kalangan santri karena itu, dirinya mengajak santri terus rajin belajar.
“Bhinneka Tunggal Ika adalah sebagian dari ilmu pengetahuan yang luas, belajar terus, jangan pantang menyerah jika gagal atau mendapat hambatan. Kalau itu konsisten dilakukan, saya yakin para santri ponpes Roudhotul Muta’allimin akan menjadi ‘mercusuar’ bangsa Indonesia,” ujarnya.
Hadir dalam acara yang mengikuti protokol kesehatan secara ketat tersebut Pimpinan Ponpes H. Dadang Abdul Aziz, Ketua Yayasan Hj. Tati Sholihah, tokoh masyarakat, tokoh agama sekitar dan para santri serta santriwati.