bakabar.com, BANJARMASIN – Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin menutup kawasan Siring Piere Tendean, Minggu (12/7). Namun bukan berarti wisata susur sungai juga.
Warga masih bisa menikmati susur sungai. Hanya saja, loket klotok wisata yang biasa mangkal dipindah ke tempat Siring Jalan Jenderal Sudirman atau O Kilometer.
“Kita tidak menutup susur sungai cuma memindah tempat loket karcis saja,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banjarmasin, Ehsan Al Haq.
Ia mengungkapkan, penutupan kawasan siring ini untuk meminimalisir potensi penyebaran Covid-19 ditempat umum.
Pasalnya dilihat beberapa pekan lalu, masih banyaknya pengunjung siring yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
“Sebenarnya penutupan siring ini kita lakukan dari Perbatasan sosial berskala besar (PSBB) kemarin. Adanya kesalahan pahaman atau keliruan masyarakat bahwa siring itu dibuka, padahal tidak.” ujarnya.
Penutupan diterapkan sepanjangan Siring Piere Tendean Menara Pandang dari Patung Bekantan hingga Jembatan Pasar Lama.
Skema penutupan hingga sampai 3 bulan. “Setiap bulan Pemko melakukan evaluasi menyeluruh perihal keefektipan langkah tersebut,” terangnya.
Berdasar pantuan bakabar.com, penutupan menggunakan tali pembatas dari jalan menuju kawasan tempat wisata tersebut.
Petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan (Dishub) setempat dikerahkan untuk menghalau lonjakan pengunjung yang masuk ke Siring Piere Tendean.
Tak ayal warga hingga Pedagang Kaki Lima (PKL) terpaksa beraktivitas dan berjualan di seberang kawasan siring.
Mereka tidak bisa masuk karena penjagaan yang ketat oleh petugas gabungan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) pun turut mengedukasi bahaya Covid-19 kepada warga yang melintas.
Menanggapi itu, Muhammad Rizky menyampaikan sangat sepakat dengan keputusan Pemkot menutup kawasan Siring Piere Tendean.
Sebab lonjakan kasus virus Corona terus terjadi, sehingga dirinya khawatir dengan penumpukan orang skala besar ketika berolahraga.
"Aktivitas akhir pekan tidak selalu di Siring kan. Olahraga diluar juga bisa tapi tetap patuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Editor : Ahmad Zainal Muttaqin