bakabar.com, MUARA TEWEH - Menyusul surutnya daerah aliran Sungai Barito di wilayah pedalaman Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah (Kalteng), membuat warga sekitar ramai menangkap ikan patin.
“Dalam sehari warga bisa menangkap puluhan ekor ikan patin di sungai dengan berat di atas 1 kilogram,” kata warga Kelurahan Tumpung Laung, Kecamatan Montallat, Sholihin, seperti dilansir Antara, Sabtu (20/7/2019).
Menurut dia, ikan patin yang merupakan salah satu ikan khas pedalaman Sungai Barito dengan rasa gurih ini mudah ditangkap penduduk setempat, ada yang menggunakan pancing, namun sebagian besar ditangkap dengan rengge (jaring ikan tradisional dari nylon).
Panen ikan di kawasan Teluk Siwak atau pantai Batu Akik Kecamatan Montallat ini dinilai unik, karena menangkapnya dilakukan secara bergiliran sejak sore hari sampai besok pagi. Di sekitar lokasi pencarian ikan ada warga yang memasang tenda dan memasak nasi karena kalau mendapat giliran bisa sampai malam dan pagi hari.
Penangkapan ikan ini dilakukan secara perorangan sekitar 30-an warga yakni setiap warga diberi kesempatan menangkap ikan menggunakan rengge di tengah Sungai Barito beberapa jam dalam sehari semalam hanya bisa dua kali mendapat giliran mencari ikan dengan cara ramah lingkungan dan tradisional, karena dilarang menggunakan bahan dan alat yang berbahaya seperti bahan kimia, maupun tumbuhan serta strum dan lainnya.
“Di daerah ini warga masih kompak dengan menerapkan pencarian ikan secara bergiliran menggunakan perahu bermotor (klotok), terutama saat Sungai Barito surut seperti sekarang yang ikan mudah didapat warga. Bahkan seorang bisa mendapat ikan patin dan ikan lainnya seperti lais, baung, dan jelawat antara 10 sampai 50 kilogram,” katanya.
Ikan patin yang hidup di sungai memiliki rasa yang berbeda, lebih enak dibanding ikan patin yang dibudidaya masyarakat baik melalui keramba maupun kolam.
“Ikan patin jenis kapas mudah dicari ketika sungai surut dan harga di pasaran juga murah dibanding biasanya berkisar Rp 70 ribu - Rp 80 ribu per kilogram, sedangkan harga di Muara Teweh bisa mencapai Rp100 ribu lebih,” kata dia.
Salah satu ikan termahal ini memiliki populasi hanya di temukan di sungai besar bukan di anak sungai. Pada saat kemarau ikan ini mulai bermunculan sehingga masyarakat setempat mudah mendapatkannya.
Dia mengakui, memang saat panen ikan patin dan lainnya masih belum booming, karena sungai surut belum belum lama. Kalau saat kemarau panjang nanti harga ikan patin hanya seharga Rp 25.000 per kilogram di tempat pencarian ikan.
“Biasanya pembeli datang langsung ke lokasi menggunakan klotok, kemudian di jual ke sejumlah tempat termasuk di Muara Teweh,” ucap Sholihin yang sering mencari ikan dengan memancing ini.
Panen ikan ini juga diperkirakan hampir merata di sejumlah kawasan terutama di pinggiran daerah aliran sungai (DAS) Barito seperti di wilayah Kecamatan Lahei, Teweh Tengah, dan Montallat.
Baca Juga:Kabar Saldonya Berkurang, Nasabah Ngacir ke Bank Mandiri
Baca Juga:Asyik Gosok Gigi, Nenek di Kalteng Disambar Buaya
Sumber: Antara
Editor: Aprianoor