Jakarta, CNN Indonesia - Wilayah laut Sulawesi Tengah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5,8 pada Kamis (26/08). Dilaporkan, gempa tersebut menelan satu orang korban jiwa.
Ini merupakan data hasil pengecekan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tojo Una-Una per pukul 10.50 WIB.
“Melaporkan satu warga meninggal dunia akibat tertimpa bangunan rumah. Korban meninggal telah dievakuasi oleh para petugas,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, seperti dilansir Detik.com, Kamis (26/8).
Selain itu, tim reaksi cepat (TRC) BPBD setempat juga melaporkan ada warga yang mengungsi ke dataran tinggi.
“Petugas di lapangan masih mendata dampak pengungsian maupun kerusakan rumah warga,” ucap Abdul.
Dari laporan awal, kata Abdul, masyarakat sempat panik hingga keluar rumah ketika terjadi gempa. Saat itu, gempa dirasakan oleh warga dengan guncangan sedang selama 3 detik.
Disampaikan Abdul, Kabupaten Tojo Una-Una memiliki sembilan wilayah tingkat kecamatan yang berpotensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.
Berdasarkan analisis inaRISK menyebutkan kesembilan kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Tojo Barat, Tojo, Ulubongka, Ampana Tete, Ampana Kota, Una-Una, Togean, Walea Kepulauan dan Walea Besar.
Lalu, dari catatan gempa di Kabupaten Tojo Una-Una menyampaikan bahwa fenomena ini pernah terjadi pada Agustus 2002 silam. Kala itu, gempa berkekuatan magnitudo 5,9 dengan kedalaman 60km dan berdampak di Kampung Tojo, Kecamatan Tojo.
Pada saat itu, sebanyak tujuh warga luka berat dan 32 luka ringan. Lalu tercatat ads 57 rumah mengalami rusak berat dan 240 rusak ringan di wilayah itu. Kerusakan rumah juga terjadi di beberapa wilayah lain, seperti di Kampung Sandada, Uedete dan Bataua.
Abdul menuturkan BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD setempat dan memonitor situasi pascagempa melalui Pusdalops BPBD Kabupaten Tojo Una-Una.
“Masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan maupun informasi yang salah atau hoaks terkait dengan gempa tersebut,” ucap Abdul.