Hot Borneo

Sudah Sebulan Kalsel Siaga Darurat Karhutla, Water Bombing Kapan Datang?

Kapolda Kalsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi meminta agar water bombing segera diterjunkan agar pemadaman api dapat dilakukan secara efektif.

Featured-Image
BPBD Banjarbaru bersama BPBD Provinsi dan relawan BPK setempat saat memadamkan kebakaran lahan di Pengayuan Liang Anggang. Foto-BPBD Banjarbaru for apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Kalimantan Selatan (Kalsel) menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta kekeringan pada 22 Mei 2023 lalu.

Ancang-ancang penanggulangan bencana yang datang saat kemarau itu sudah disiapkan. Sebulan berselang, tepatnya memasuki pertengahan Juni, kekhawatiran pun benar terjadi. 

Karhutla terjadi di tiga wilayah di Kalsel: Banjarbaru, Tanah Laut, dan Banjar. Yang paling parah terjadi di ibu kota provinsi Kalsel, Banjarbaru.

Meminjam data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, sekitar 163,15 hektare lahan terbakar. 

Sementara luas hutan yang terbakar di Kalsel sekitar 18,2 hektare. Paling parah terjadi di Banjarbaru dengan luasan 75,8 hektar, disusul Tanah Laut seluas 73,78 hektar dan Banjar 5,5 hektare.

Kondisi ini membuat Kapolda Kalsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, khawatir. Dia tak mau penanganan di lapangan bergerak lambat. Salah-salah Karhutla di Banua makin parah.

Yang menjadi beban pikirannya sekarang adalah soal pemadaman yang masih dilakukan secara manual. Petugas di lapangan harus berjibaku memadamkan dengan peralatan seadanya.

Oleh karenanya, Andi Rian meminta water bombing segera diterjunkan agar pemadaman api dapat dilakukan secara efektif.

"Kami sebagai bagian dari pemerintah daerah Kalsel sudah berkoordinasi dengan pak Gubernur, juga unsur dari BPBD untuk meminta diaplikasikan water bombing," pintanya, Senin (26/6).

Baca Juga: Karhutla di Kawasan Bandara Syamsudin Noor Jadi Fokus TRGD Kalsel

Baca Juga: BPBD dan Polres Banjarbaru Klaim Kabut Asap Kiriman Daerah Tetangga 

Saat ini, kata Andi Rian, proses pemadaman masih mengandalkan embung-embung yang sudah disediakan. Namun yang jadi masalah apabila titik api terlalu jauh dari jangkauan.

"Mudah-mudahan dalam waktu singkat ini sudah terealisasi yang tujuannya untuk membantu kita di dalam menanggulangi kebakaran lahan," harap jenderal bintang dua ini.

Andi Rian juga mengakui kabut asap yang terjadi di Kalsel beberapa hari terakhir mulai timbul. Bahkan, dampaknya cukup mengganggu aktivitas penerbangan.

"Sempat dua hari lalu agak banyak asap. Juga beberapa penerbangan kalau dari atas banyak tertutup dengan asap. Oleh karena itu kita berharap dukungan water bombing segera datang," ujarnya.

Di sisi lain, Andi Rian sangsi apakah kabut asap yang terjadi murni muncul akibat kebakaran yang terjadi di Kalsel. Atau justru kiriman dari provinsi tetangga. 

Untuk memastikan hal tersebut, rencananya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat pun berencana bertandang ke Kalsel untuk melakukan pengecekan.

"Kita berharap minggu ini tim dari pusat dari BNPB akan turun melakukan survei. Apakah titik api itu berasal dari Kalsel atau dari daerah provinsi tetangga? Ini juga untuk menetapkan titik-titik mana yang perlu dilakukan water bombing," katanya.

Editor


Komentar
Banner
Banner