bakabar.com, MARTAPURA – Suasana Sekumpul, Kabupaten Banjar lengang tanpa Haul Syekh KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul, Rabu (17/2).
Umbul-umbul maupun lampu warna-warni ataupun spanduk selamat datang untuk jemaah dari penjuru Kalimantan Selatan bahkan luar daerah tak lagi tampak menghiasi jalan.
Haul ke-16 Abah Guru Sekumpul sejatinya jatuh tepat hari ini Rabu 17 Februari 2021 atau 5 Rajab 1442 hijriah. Pandemi Covid-19 membuat pihak keluarga meniadakan haul akbar di Sekumpul.
Dari pantauan bakabar.com di lapangan, suasana lengang terlihat mulai kawasan Tanjung Rema hingga Sekumpul ujung.
Jalanan ini biasanya padat akan jemaah saat atau sebelum haul. Kini suasananya hanya terlihat seperti hari biasanya.
bakabar.com hendak mencoba memasuki Kubah Guru Sekumpul tempat di mana ulama karismatik Kalsel itu dimakamkan. Sayangnya, upaya tersebut kandas.
Terpampang jelas tulisan larangan tepat di depan pintu kubah bertuliskan, “Kegiatan Musala Ar-Raudhah masih dibatasi selama pandemi Covid-19”.
Lantaran Haul ke-16 ditiadakan hilir-mudik para peziarah yang biasa memenuhi kubah saat ritual keagamaan itu berlangsung juga tak tampak.
“Kubah akan ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Apabila dibuka akan kami umumkan,” sambung isi imbauan dari pengurus musala tersebut.
Lebih jauh, mendokumentasikan kubah juga dilarang karena kubah sementara dalam tahap renovasi.
Meski suasana Musala Ar-Raudhah di Sekumpul, Kabupaten Banjar tampak lengang, sejumlah warga terpantau tetap menggelar Haul Abah Guru Sekumpul ke-16 di lingkungan masing-masing.
Di sejumlah lokasi di Banjarmasin Utara, sejumlah kelompok warga meminta izin keramaian menggelar haul, setidaknya sejak Selasa malam (16/2).
"Ada tiga yang lain masih berproses," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Banjarmasin, Machli Riyadi kepada bakabar.com.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel menyerukan jemaah Haul ke-16 Guru Sekumpul taat protokol kesehatan (prokes).
"Tidak masalah [menggelar], lakukan seperti prokes salat Jumat, pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak," ujar Sekretaris Umum MUI Kalsel, H Nasrullah kepada bakabar.com, Rabu (17/2).
Di luar prokes, Nasrullah kembali mengingatkan bahwa pelaksanaan Haul Guru Sekumpul di lingkungan masyarakat dan majelis jangan sampai lewat dua jam.
“Ritual keagamaan harus tetap jalan sambil melakukan pencegahan [Covid-19] demi kemanusiaan,” jelasnya.
Lebih jauh, para jemaah juga diminta lebih memerhatikan saf salat. Ketentuan tersebut sejalan dengan instruksi pemerintah.
"Ketertiban saf di majelis lebih dari pasar," pungkasnya.
Menurutnya ritual keagamaan berupa haul sangat penting dilaksanakan.
“Ini mengingat secara syariat agama, pelaksanaan tersebut untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT,” ujarnya.
Seruan MUI lainnya, para dai atau pendakwah diharapkan bisa memberikan edukasi tentang prokes Covid-19.
“Karena Corona ini nyata adanya," ujarnya.
Akhir November 2020 kemarin, pengurus musala Ar-Raudhah telah mengeluarkan pengumuman resmi tentang peniadaan Haul ke-16 Guru Sekumpul.
“Karena adanya pandemi ini, pihak keluarga, ahli waris, sudah berdiskusi dan juga sudah mencoba bertukar pendapat dengan para petugas dan pemerintahan untuk mendapat keputusan yang terbaik untuk semua. Perwakilan dari pihak keluarga sudah hadir ke acara rapat yang diadakan pada hari Selasa, 17 November 2020 bersama pemerintah Provinsi Kalsel dan Pemkab Banjar serta pihak-pihak yang terkait. Dan akhirnya sepakat bahwa acara Haul ke-16 yang seperti biasa ditiadakan,” bunyi pemberitahuan dan imbauan dari musala tersebut.
Serupa, tentang ziarah di kubah juga masih belum akan dibuka sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.
“Dimohon untuk tidak datang dan melakukan pengumpulan massa karena kubah masih ditutup. Dan dimohon untuk menunggu dan bersabar sampai ada info resmi selanjutnya. Demikian yang dapat kami sampaikan,” ujar surat imbauan bernomor A10/AR-SKP/III/2020 tertanda Muhammad Amin Badali, dan Ahmad Hafi Badali itu.