Piala Dunia U-20

Suara Sumbang PKL Bila Piala Dunia U-20 Gagal Digelar di Solo

Para pedagang kaki lima yang sebelumnya berjualan di area trotoar belakang Stadion Manahan Solo mengungkapkan rasa kekecewaannya jika piala dunia U-20 batal

Featured-Image
Toni Antoni, Penjual Cilok Di Parkiran Gedung Wanita Solo. (Foto : apahabar.com/Fernando)

bakabar.com, SOLO - Para pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di area trotoar belakang Stadion Manahan Solo mengungkapkan rasa kekecewaannya jika Piala Dunia U-20 batal diselenggarakan.

Salah satunya Toni Antoni, penjual cilok yang kini menempati area parkiran Gedung Wanita yang disediakan oleh Pemerintah Kota Solo. Selama menempati area parkiran Gedung Wanita tersebut jualannya dirasa kurang laris. Berbeda jika dibandingkan saat berjualan di trotoar belakang Stadion Manahan.

"Di sini agak kurang laris, rame di sana. Kalau hujan di sini ya bubar, gak ada orang. Kalau di sana pinggir jalan, ada yang lewat, ada yang beli. Di sini gak ada. Kecewa ya, bilangnya mau dipakai Piala Dunia. Tapi sekarang Piala Dunianya kemungkinan gak jadi ya gimana," ujarnya ditemui bakabar.com, Selasa, (28/3).

Baca Juga: Jengkelnya Gibran Soal Penolakan Israel di Piala Dunia U-20: Kenapa Baru Sekarang Protes?

Saat diminta pindah oleh Pemerintah Kota Solo, dirinya sempat nyari-nyari tempat berjualan sendiri. Hingga akhirnya dirinya dapat berjualan di area parkir tersebut.

"Dulu disuruh pindah, karena mau dipakai Piala Dunia. Saya jualan di depan Taman Balaikambang nyari tempat sendiri. Terus baru-baru kemarin pindah di sini. Sekarang gak jadi dipakai Piala Dunia kecewa," tandasnya.

Kekecewaan yang sama diungkapkan Sulimah penjual tahu aci. Sang suami yang berjualan di shelter samping Stadion Manahan pun terpaksa harus rela pindah-pindah tempat. Ini dikarenakan shelter yang sedang direnovasi untuk mempersiapkan Piala Dunia U-20.

Baca Juga: Soal Kelanjutan Piala Dunia U-20 2023, Gibran: Kita Sudah Siap, Tunggu Kabar dari FIFA

"Sekitar Juni apa Mei gak ada persiapan. Besoknya sudah ada selebaran harus pindah, karena buat piala dunia. Shelter pun diobrak-abrik, suami sayakan jualan di situ. Harus diliburkan setahun. Ya sudah suami saya ngontrak sana-sini ya buat itu. Sampai dikejar-kejar Satpol PP. Kecewa, kecewa banget jika gak jadi," terangnya.

Selama menempati tempat yang baru di area parkir Gedung Wanita tersebut meskipun sepi pembeli, dirinya merasa tenang karena tidak dikejar-kejar Satpol PP.

"Meskipun sepi, ini ga dikejar satpol pp. Kalau rame ya rame sana banget. Sana pas hari puasa saja kadang mau duduk gak bisa. Kalau di sini masih bisa," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner