Melalui pamannya atau adik mendiang Sutarti, Ipul bercerita ihwal kesaksian anak tiri itu kepada penyidik Polres HST. Dia satu-satunya orang yang ada di rumah itu pada hari kejadian.
Sekitar pukul 08.00 – 09.00 hari itu, si anak tiri datang tak memakai baju ke rumah Ipul.
Ipul tak tahu apa yang terjadi dengan anak tiri Sutarti sampai tak memakai baju ke luar rumah.
"Dia waktu itu tak cerita apa-apa, ada hal apa di rumah Sutarti sehingga keluar rumah tidak memakai baju. Saya tanya ada siapa di rumah Sutarti. Tapi dijawabnya mama (Sutarti) tidak ada di rumah," cerita Ipul.
Oleh Ipul, bocah itu kemudian diantar ke kediamannya keluarga ibunya di Desa Waki Kecamatan Hantakan.
Ipul sendiri baru mengetahui kronologi kematian dua kemenakannya saat polisi meminta keterangan dari anak tiri Sutarti, Kamis (27/11) siang.
Anak ini, kata Ipul, menceritakan panjang lebar ihwal kejadian yang dilihatnya ketika berada di rumah Sutarti.
Runtutan kronologinya, Ipul menjelaskan pembunuhan berawal dari anak yang laki-laki kemudian anak yang perempuan.
"Dari yang saya dengar, mulanya anak kandungnya yang laki-laki, tubuhnya dibalut menggunakan kain. Kemudian dari leher hingga kepala juga diikat kain, seperti mayat," ujar Ipul.
Kemudian, anak yang perempuan masih berumur 4 tahun. Dari pengakuannya, mulut dan hidung bocah ini ditutup menggunakan tangan.
"Melihat hal itu, anak tirinya jadi lari ke tempat saya tanpa menggunakan baju tadi. Mungkin karena saking takutnya,” tutup Ipul.
Meski sudah memeriksa sejumlah saksi polisi belum memberikan keterangan resmi mengenai simpulan terhadap kasus ini. Baik dugaan, motif begitu juga dengan tersangka kasus ini.
Yang pasti, kematian kedua anak tadi diakibatkan kehabisan oksigen.
“Belum bisa dipastikan kehabisan oksigen itu seperti apa. Apakah dicekik, ditutup bantal atau yang lainnya, kita belum berani menyimpulkan. Kita tunggu hasil visumnya 2-3,” kata AKP Dany.
Begitu pula dengan dugaan terhadap Sutarti yang mengalami depresi sehingga gelap mata membunuh kedua anaknya sendiri.
“Kami juga masih mendalami hal ini. Untuk menentukan kondisinya perlu dilakukan observasi kejiwaan selama 10 hari. Jadi ketahuan bagaimana sebenarnya kondisi jiwa yang bersangkutan,” tutup AKP Dany.
Sampai hari ini, bakabar.com masih belum bisa mengakses informasi terkait kondisi terbaru Sutarti di RS Kandangan. Tak satu pun petugas RS di sana mau buka suara.