Kalsel

Suami Penanambaan, Ibu Terduga Pembunuh 2 Anak di Benawa HST Pernah Kuliah

apahabar.com, BARABAI – Suami Sutarti, ibu terduga pembunuh anak kandung di Benawa Hulu Sungai Tengah (HST)…

Featured-Image
Sudah enam tahun Sutarti tercatat sebagai warga Batu Benawa, dan meninggali rumah yang ditinggalkan mendiang suaminya di Kawasan Pagat RT 8. Foto: Dok.apahabar.com

“Dengan tetangga ramah selalu tegur sapa,” kata salah satu warga di sana, Wati saat dijumpai bakabar.com di Desa Pagat RT 8 Kecamatan Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah (HST), baru tadi.

Belakangan, warga dikejutkan dengan kematian yang tak wajar terhadap anak laki-laki, MNK (6) dan perempuannya, SNH (4) itu, Rabu (25/11).

Kedua bocah itu ditemukan terlentang tanpa busana dengan kondisi sudah tak bernyawa di dalam kamar rumahnya sendiri. Temuan ini baru dilaporkan sekitar pukul 15.30.

Entah kapan dua bocah itu dihabisi sendiri oleh Sutarti. Sampai saat ini polisi masih turun tangan menyelidiki.

Warga menduga ibu dua anak ini depresi karena terlilit masalah pasca-meninggalnya sang suami, Ipin (52) yang belum genap 40 hari.

Sutarti sendiri ditemukan warga dan polisi yang mendobrak rumahnya dalam keadaan telanjang. Saat warga ingin menanyakan keberadaan sang anak, Sutarti mengoceh tak karuan.

Kecurigaan warga bukan tanpa sebab. Saat itu sang anak yang biasanya bermain di luar rumah tidak menunjukkan batang hidungnya.

Apalagi ketika ada warga yang melintas, terdengar bunyi gaduh di dalam rumah pada hari kejadian sekitar pukul 14.00.

Alhasil warga sekitar pun berdatangan melihat kondisi, apa yang sebenarnya terjadi.

“Setiap kali warga bertanya, ke mana anak? Jawabnya selalu “Sudah kubunuh”,” kata Wati menirukan jawaban Sutarti.

Salah satu warga akhirnya melihat celah melalui sebuah jendela. Dari sanalah tampak dua anak kandungnya terkapar tanpa busana.

Jasad bocah diduga korban pembunuhan ibunya sendiri ditemukan dalam kondisi tak berbusana. Foto: Istimewa

Sutarti saat akan diamankan polisi, masih mengoceh tak jelas. Dia terus berteriak-teriak.

Polisi sampai kewalahan untuk mengamankan Sutarti. Kala itu rumahnya terkunci rapat. Warga dan anggota kepolisian terpaksa harus merusak pintu rumahnya.

Apalagi saat ditemui, Sutarti dalam keadaan telanjang. Namun setelah beberapa warga menyuruhnya berpakaian, Sutarti akhirnya mengenakan sarung.

Sebelum polisi berhasil mengikat kedua tangan dan kakinya hingga bisa diamankan, Sutarti sempat berteriak mengusir warga yang memenuhi pekarangan rumahnya.

Warga tak menduga akan terjadi peristiwa seperti itu. Pasalnya, sehari sebelum kejadian atau pada Selasa (24/11), keluarga kecil ini masih tampak biasa-biasa saja.

“Sutarti terlihat masih jalan-jalan dengan anak-anaknya,” ungkap Wati.

Pernyataan ini diperkuat oleh adik ipar Sutarti atau adik mendiang suaminya yakni, Ipul.

Rumah adik ipar ini tak jauh dari kediaman Sutarti. Antara rumah Sutarti dengan adik iparnya ini berbeda desa.

Sutarti di Pagat, sementara Ipul di Aluan Mati RT 5.

“Hari sebelum kejadian itu, dia beli air galon ke tempat saya dengan anak-anaknya,” ujar Ipul.

Dia tak merasa ada hal aneh terhadap Sutarti kala itu.

“Baik-baik saja tampak seperti orang biasa, tidak ada apa-apa. Normal saja,” terang Ipul.

Pasca-kejadian itu sang ibu dibawa ke RS Kandangan untuk diperiksa kejiwaannya. Rencananya, selama 10 hari Sutarti akan diobservasi di Poli Kejiwaan.

“Ini untuk membuktikan kondisinya. Saat ini kita masih melakukan penyelidikan dan memeriksa para saksi. Yang bersangkutan (Sutarti) statusnya masih saksi,” kata Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dany Sulistiono.

Biang Kematian Masih Misteri

img

Pemeriksaan TKP dipimpin langsung Kapolres HST AKBP Danang Widaryanto. apahabar/Hawari Lazuardi

Meski sudah memeriksa dua saksi, polisi belum membuka hasil penyelidikan atas kematian dua anak kandung Sutarti.

Terbaru, bakabar.com berhasil menemukan saksi kunci atas kejadian pada Rabu (25/11) itu.

Dia merupakan anak tiri Sutarti yang masih berumur 10 tahun dan masih duduk di bangku SD kelas 3. Dia memang tinggal serumah dengan Sutarti dan dua anak kandungnya di Pagat.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

HALAMAN
1234
Komentar
Banner
Banner