Sutarti datang ke warungnya yang hanya berjarak selemparan batu dari rumahnya untuk membeli air minum.
Terlebih Sutarti sebelum membina rumah tangga dengan si penanambaan juga pernah mengecap bangku pendidikan diploma III.
Sutarti pernah belajar di Akademi Keperawatan (AKPER) Murakata Barabai, HST.
Namun, Sutarti tak menyelesaikan pendidikannya di pengujung semester akhir lantaran menikah dengan si penanambaan.
“Belum sempat wisuda karena kawin tadi,” aku Ipul.
Sutarti merupakan warga asal Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur (BAT). Dia memutuskan menjadi mualaf sebelum menikah dengan Ipin.
Suami Penanambaan
Belum 40 hari Sutarti (27) terduga pembunuh dua anak kandungnya ditinggal meninggal suaminya, Ipin (52).
Selain penanambaan, sang suami juga berprofesi sebagai buruh bangunan. Ia meninggal karena suatu penyakit.
“Almarhum meninggal karena penyakit jantung dan komplikasi,” cerita Ipul.
Sepeninggal suami, Sutarti hidup sendiri. Ia menjadi tulang punggung keluarga.
Mendiang Ipin meninggalkan sebuah rumah beton bertingkat di Pagat RT 8. Di situlah Sutarti tinggal bersama 3 anaknya.
“Rumah itu belum rampung 100 persen,” jelasnya.
Anak Sutarti, yakni MNK (6) dan SNH (4). Serta satu anak tiri yang berumur 10 tahun dan masih duduk di bangku SD kelas III.
Anak tiri itulah yang disebut-sebut menyaksikan langsung dua saudaranya dihabisi sang ibu dengan cara diduga dibungkus menggunakan kain.
Kondisi pasca-ditinggal sang suami itu, warga menilai Sutarti normal saja.
Tidak ada gelagat yang mencurigakan ataupun terlihat stres. Apalagi depresi berat.
“Tidak ada hal-hal atau tanda-tanda aneh pada Sutarti,” terang Ipul.
Informasi dihimpun bakabar.com, Sutarti sudah 8 tahun membina keluarga bersama mendiang Ipin.
Sementara Sutarti sendiri merupakan istri si penanambaan yang ke sekian kalinya.
Sutarti tercatat menjadi warga Batu Benawa selama enam tahun belakangan.
Berdasarkan KTP, keluarga ini berdomisili di Aluan Mati.
Sebelum membangun rumah sendiri di Pagat RT 8 tadi, dia dan si penanambaan menyewa rumah selama 3 tahun di Aluan Mati.
“Suaminya memang asli sini (Aluan Mati). Kemudian membangun rumah di Pagat RT 8 itu,” kata salah satu warga yang enggan namanya dimediakan.
Lantaran penanambaan, suami Sutarti cukup terkenal di desanya itu.
Penanambaan dikenal sebagai orang yang bisa mengobati penyakit.
“Dulu banyak biasanya yang datang ke tempat beliau untuk berobat. Banyak yang sembuh, itu mungkin yang membuatnya dikenal banyak orang,” tutup warga tadi.
Dikenal Ramah
Sutarti, ibu dua anak terduga pembunuh anak kandungnya sendiri dikenal warga sebagai pribadi yang baik.
Sutarti dikenal ramah. Hanya saja wanita 27 tahun itu jarang bersosialisasi.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: