bakabar.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut dalam menjalankan kebijakan fiskal 2023 pemerintah masih tetap ekspansif dengan menjaga keseimbangan antara kemampuan menjaga momentum pemulihan dengan pengendalian risiko fiskal jangka menengah.
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah akan melakukan konsolidasi fiskal, di mana defisit akan kembali paling tinggi sebesar 3% PDB di tahun 2023.
“Kami ingin tegaskan bahwa pemerintah akan tetap menjaga kualitas belanja sebagai trigger untuk akselerasi transformasi ekonomi tahun 2023 meskipun dengan besaran defisit yang lebih rendah. Defisit yang lebih sehat tidak akan menghambat peranan belanja negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Sri dalam Rapat Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Sejalan dengan hal tersebut, utang sebagai instrumen fiskal untuk mengakselerasi pencapaian target pembangunan, dengan tetap dikelola secara prudent, dan sustainable.
“Pemerintah juga terus mendorong pembiayaan inovatif dengan memberdayakan peran swasta, BUMN dan BLU,” pungkasnya, kutip Okezone.