Di dalam mobil warga Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini polisi menemukan sejumlah botol minuman keras. “Terduga pelaku mabuk,” ujar Made.
Dari penangkapan Iyur, polisi mendapati sebuah baju dan sebilah parang dengan bercak darah yang sudah mengering.
Belum ada keterangan lebih lanjut dari polisi setelah menangkap keduanya. Hanya saja, polisi mengatakan kedua pelaku itu terancam pasal berlapis; Pasal 170 ayat (1) dan ayat (2) ke 2e dan atau Pasal 351 ayat (2) ke ayat (2e) KUHP. Ancaman sanksi di atas sembilan tahun penjara.
Nyaris Habis Darah
Hingga kini Jurkani masih dalam perawatan intensif sebuah rumah sakit di Banjarmasin. Akibat penyerangan itu ia menderita sejumlah luka bacokan di kaki dan lengannya. Paling fatal, lengan kanannya nyaris putus.
Jurkani dibacok usai meninjau lokasi tambang yang telah disegel Bareskrim, Mabes Polri, Jumat (22/10) sore.
Penyerangan bermula ketika ketika Jurkani bersama tim pengamanan perusahaan tambangnya berjumlah enam orang hendak keluar dari areal tersebut.
Menuju ke Jalan APB, mereka mendapati sejumlah orang tengah berkumpul. Tampak pula sejumlah alat berat. Gerombolan ini disebut hendak menuju lokasi penyegelan.
“Jumlahnya sekitar 50 orang,” ujar sumber media ini di sana.
Jurkani sempat menegur gerombolan tersebut hingga satu di antaranya menunjukkan surat tugas diduga dari sebuah perusahaan tambang resmi yang beroperasi di Tanah Bumbu.
Hendak pulang, Triton yang ditumpangi Jurkani bersama seorang sopirnya tiba-tiba dicegat oleh sebuah mobil.
Di sekitaran jalan longsoran itu, seorang pria turun dari mobil sambil menenteng sebilah parang. Ia lalu menggedor pintu belakang sebelah kanan mobil Jurkani.
Tak ada respons, pria itu kembali ke mobil. Lima menit kemudian lebih dari tiga mobil datang menyusul mereka. Berselang kemudian, seorang pria dengan tangan dibalut kain memecahkan kaca mobil. Pembacokan terhadap Jurkani dimulai.
“Mereka tidak bicara apa-apa, langsung membacok saja,” ujar Jurkani didampingi kerabatnya di RS.
Selesai membacok mantan perwira berpangkat ajun komisaris polisi ini, para pelaku melepaskan tim pengamanan tambang yang diadvokasi Jurkani untuk pergi.
“Tapi jalan pulangnya harus melewati Mekar Jaya, atau memutar jalan untuk menuju puskesmas, bisa kehabisan darah dia,” ujar sumber media ini.
Kedua pelaku yang ditangkap polisi kini berada di Mapolsek Angsana guna pendalaman kasus. Motif penyerangan terhadap Jurkani masih diselidiki polisi.
Selain pelaku, Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Moch Rifa’i mengatakan polisi terus melakukan serangkaian penyelidikan. Enam saksi telah menjalani pemeriksaan berstatus security, karyawan swasta, hingga driver.
“Ada enam saksi yang sudah diperiksa,” ujar Rifa’i, Sabtu (23/10) sore.