bakabar.com, BATULICIN – AS, terduga teroris yang diamankan Densus 88 Anti-teror dikenal sebagai penjual roti.
Menurut informasi petinggi desa setempat, AS berasal dari Tangerang Selatan yang lahir di Tasikmalaya.
AS tinggal di Batuah, Kusan Hilir lantaran menikahi warga desa setempat.
“Dia tinggal di desa kami sudah sekira 2,5 tahun,” ujarnya kepada bakabar.com, Sabtu (6/6) siang.
AS menikah dengan istrinya yang memang asli orang Kusan Hilir saat bertemu di sebuah pondok pesanten.
Sehari-hari, kata dia, AS terkesan biasa saja di kalangan masyarakat.
Selain berjualan roti, AS juga merupakan guru mengaji di rumahnya.
“Orangnya biasa-biasa saja, penyembahyang. Yang jelas tidak ada curiga mengarah ke sana (dugaan teroris),” ujarnya.
AS juga disebutkan sering mengimami salat di sebuah masjid kawasan Pasar Baru, Kusan Hilir.
“Menurut informasi ia juga menjadi imam, dan digaji Rp1 juta per bulan untuk menjadi imam di sana,” terangnya.
AS diamankan unit antiteror Mabes Polri di kediamannya karena diduga terkait jaringan teroris, Jumat (5/6) sekitar pukul 11.00.
Penangkapan terungkap dari warga sekitar yang menyaksikan sejumlah polisi menggeledah rumah AS.
Hasilnya, petugas menemukan beberapa barang milik AS. Yakni sebuah busur panah beserta 2 buah anak panahnya, buku jihad serta sebuah tas ransel.
Kapolres Tanah Bumbu, AKBP Sugianto Marweki, saat dikonfirmasi bakabar.com, membenarkan penangkapan itu.
"Ya memang benar adanya penangkapan yang dilakukan Tim Densus 88 Mabes Polri di sana dan si terduga langsung dibawa mereka. Kalau soal yang lainnya saya tidak bisa berkomentar," ucap Sugianto, Sabtu (6/6) pagi tadi.
Apakah ada keterkaitan AS dengan pelaku penyerangan di Mapolsek Daha Selatan, pihak Polda Kalsel belum mengetahui pasti.
“Belum ada informasi,” ujar Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol M Rifai dihubungi terpisah belum lama tadi.
Editor: Fariz Fadhillah