Kalsel

Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Legislator Kalsel: Tol di Jawa Sudah Tumpang Tindih

apahabar.com, BANJARMASIN – Masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) dituntut optimis di tengah bermacam tantangan dalam kehidupan berbangsa…

Featured-Image
Ilustrasi Tol. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) dituntut optimis di tengah bermacam tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita tegaskan kepada seluruh kawan-kawan, tanamkan lah rasa optimisme itu dari diri sendiri. Kita harus percaya di tengah kesulitan pasti ada kemudahan. Dan, berpisah dari Indonesia itu bukan pilihan,” ucap Anggota MPR RI Rifqinizamy Karsayuda di sela Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Senin (3/2).

Adapun tantangan yang dimaksud, yakni masih terjadinya disparitas pembangunan atau ketidakmerataan pembangunan di Indonesia.

Misalnya perbandingan antara pembangunan di pulau Jawa dan pulau Kalimantan. Khususnya di Kalsel.

“Jalan tol di Jawa sudah tumpang tindih. Namun di Kalsel, kita ingin membangun jalan poros II Hulu Sungai saja masih belum terlaksana. Ini sudah 20 tahun kita perjuangan. Sampai saat ini masih terkendala anggaran,” cetusnya.

Selain itu, Rifqi menyoroti dampak negatif kemajuan teknologi informasi yang kian pesat.

img

Anggota MPR RI Rifqinizamy Karsayuda di sela Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, Senin (3/2). Foto-bakabar.com/Robby

Baca Juga:Sosialisasi Empat Pilar, Syafruddin H Maming: Milenial Mesti Membumikan Pancasila di Kalsel

Ia merasa kepedulian pemuda terhadap kemajuan daerah dan bangsa kian merosot.

“Ini harus jadi perhatian kita bersama. Sekarang mahasiswa berorganisasi dinilai kurang keren dibandingkan orang yang memiliki followers instagram banyak,” bebernya.

Ironisnya lagi, saat ini dihadapkan dengan generasi yang putus asa. Di mana ekonomi kian sulit dan susahnya mencari pekerjaan.

Banyak orang yang memiliki cita-cita tinggi, namun tak tahu bagaimana mencapainya.

“Masyarakat yang putus asa bisa menggugat keberadaan negara. Karena merasa negara tak hadir. Ditambah pembangunan yang dianggap tak merata. Disintergrasi berawal dari hal tersebut,” pungkasnya.

Baca Juga:Sosialisasi Pilkada Banjar, Panwascam Singgung Kades yang Ikut Kampanye

Reporter: Muhammad Robby Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner