Fenomena Alam El Nino

Solusi El Nino, Pakar IPB: Kalimantan Bisa jadi Penopang Pangan

Guru Besar Fakultas Pertanian IPB Edi Santosa menyarankan pemerintah untuk menjadikan Kalimantan sebagai penopang pangan selama El Nino berlangsung.

Featured-Image
Selain Kalimantan, pemerintah juga bisa memanfaatkan daerah Sumatera dan Lampung sebagai penopang pangan selama El Nino terjadi. Foto: pxhere.com

bakabar.com, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Pertanian IPB Edi Santosa menyarankan pemerintah untuk menjadikan wilayah Kalimantan sebagai penopang pangan selama El Nino berlangsung.

“Poduksi padi mungkin bisa naik, jika pemerintah memanfaatkan wilayah yang berada di atas Khatulistiwa atau di dekatnya, karena itu daerah dipenuhi rawa-rawa,” ujarnya kepada bakabar.com, Senin (1/5).

Selain Kalimantan, pemerintah juga bisa memanfaatkan daerah Sumatera dan Lampung sebagai penopang pangan selama El Nino terjadi.

Menurut Edi, daerah di atas Khatulistiwa memiliki lingkungan alam yang cukup basah, karena dipenuhi dengan rawa-rawa. Hal itu merupakan kesempatan bagus untuk mulai menanam padi sebelum terjadi kekeringan.

Baca Juga: Lawan El Nino Pakai Modifikasi Cuaca, IPB: Bukan Satu-Satunya Opsi

Di daerah tersebut, ketika musim biasa akan sangat basah, sehingga sulit untuk ditanami padi. Namun, saat kekeringan atau El Nino, kadar air pada wilayah Khatulistiwa berada dalam kondisi yang cukup, sehingga sangat sesuai untuk mundukung produksi padi.

Jika masyarakat bersama pemerintah daerah mampu mengolahnya, maka kebutuhan pangan selama masa El Nino bisa terpenuhi. Kebutuhan akan bibit, pupuk, obat tanaman dan saprodi diperlukan untuk mengurangi risiko tanaman diserang hama.

Hal itu harus disalurkan kepada petani agar tanaman padi bisa menghasilkan panen yang terbaik.

“Jangan lupa karena di sekitar rawa itu musuhnya banyak seperti tikus, belalang dan lain-lain, itu harus diwaspadai betul,” imbuhnya.

Baca Juga: Antisipasi El Nino, Mentan: Manfaatkan Infrastruktur Air

Di sisi lain, pemerintah harus bergerak cepat dalam melakukan persiapan lahan dan pembibitan. Alasannya, musim tanam berlangsung singkat, sehingga ketika air surut, lahan seharusnya bisa ditanami padi.

Jika merujuk waktu El Nino, kata Edi, biasanya akan diakhiri dengan mulainya musim penghujan. Untuk itu, ketika padi telah ditanam di musim kering, maka panen bisa bisa dilakukan sebelum air terlalu tinggi.

“Jadi musim tanamnya jangan sampai terlambat, karena penopang kita di sana, jika wilayah sentra seperti Jawa dan lain-lain tidak optimal,” terang Edi.

Baca Juga: Indef Ungkap Tiga Jurus Jitu Hadapi El Nino

Menjadikan Kalimantan, Sumatera hingga Lampung sebagai area penopang pangan, secara otomatis kebijakan itu bisa mengurangi kecenderungan impor beras.

“Impor adalah opsi terakhir. Pastikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri,” pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner