Regional

Soleman: Penodongan Bambang Rukminto Terkait Kritik Kepolisian

Kasus penondongan pengamat Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto mendapat banyak sorotan.

Featured-Image
Pistol yang berhasil dirampas peneliti kepolisian dari ISESS, Bambang Rukminto. Foto: Bambang untuk apahabar.com

bakabar.com, SURABAYA - Kasus penondongan pengamat Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto mendapat banyak sorotan.

Baru-baru ini, eks Kepala Badan Intelijen Strategis TNI Laksamana Muda (pur) Soleman B. Ponto juga menyoroti kasus ini.

Kata dia, sebagian orang akan mengaitkan kasus ini dengan kritik Bambang terhadap kepolisian. Terutama soal kenaikan polisi pangkat bintang satu. Padahal baru didemosi lima tahun karena kasus pemerasan.

Baca Juga: Bawa Barbuk Pistol dan Kacamata, Bambang Enggan Berspekulasi Motif

“Mudah-mudahan tidak benar (hubungan keduanya), tapi waktunya memang sangat berdekatan dengan kritik yang disampaikan Bambang,” ucap Soleman saat dihubungi apahabar, Senin (26/6).

Menurutnya, kritik Bambang dengan kasus penodongan itu bisa dibuktikan kaitannya dalam proses penyidikan.

Jika proses penyidikan terlampau lama dan berbelit-belit, maka dipastikan kasus ini ada hubungannya dengan kritik Bambang.

“Yang lain bisa cepat, kenapa ini tidak? Padahal barang bukti sudah ada,” papar dia.

Baca Juga: Polisi Yakini Bambang Rukminto Korban Penodongan: Incar Handphone

Soleman mengatakan bahwa kritik Bambang memang tepat. Sebab, menjadi seorang perwira tinggi (pati) di kepolisian harusnya telah melewati proses seleksi yang ketat.

Karenanya, seorang polisi yang pernah dihukum demosi harusnya sudah tidak layak untuk mendapatkan jabatan pati. Soleman pun heran kenapa polisi itu bisa naik pangkat.

“Pasti masih banyak polisi baik yang bisa menjadi pati tanpa ada rekam jejak dihukum sebelumnya,” ucap dia.

Kemudian, Soleman juga mengingatkan kepada polisi untuk jangan anti terhadap kritik masyarakat. Sebab sudah terlalu banyak kasus yang menimpa tubuh kepolisian RI.

Baca Juga: Kompolnas Minta Usut Penodongan Pistol terhadap Bambang Rukminto

“Kalau tidak mau dikritik, ya bubar negara ini,” kata Soleman.

Sebagai informasi, Bambang menjadi korban penodongan saat hendak pulang ke rumahnya seusai mengambil uang di sebuah anjungan tunai mandiri. Lokasi penodongan tepat di Jalan Danau Yamur, Sawojajar, Kota Malang sekitar pukul 14.45 WIB.

"Kejadiannya di jalan depan sekitar 100 meter dari rumah saya," jelas Bambang kepada bakabar.com.

Dua di antara empat orang tersebut kemudian menodongkan pistol. Mereka meminta Bambang untuk menyerahkan telepon genggamnya.

Baca Juga: [VIDEO] Detik-Detik Penodongan Pistol Bambang Rukminto ISESS

"Saya lirik pistolnya tipis, perkiraan saya airsoft gun," jelasnya.

Bambang berhasil merebut salah satu pistol dari si penodong yang berada di sisi kanannya. Dia  juga sempat melawan dengan memukul si penodong di bagian wajah.

"Kacamata saya pecah, saya kemudian berteriak 'rampok'," jelas Bambang.

Editor


Komentar
Banner
Banner