bakabar.com, JAKARTA - KontraS menyebut jika pernyataan Jokowi soal Indonesia bebas sansksi FIFA pasca tragedi Kanjuruhan adalah statement yang prematur.
"Menurut kami ini sebuah statement yang prematur," kata koordinator KontraS sekaligus TPF masyarakat sipil fatia Maulidiyanti, di Jakarta, Rabu (12/10).
Pasalnya pernyataan lolosnya Indonesia dari sanksi FIFA itu bukan pernyataan resmi dari FIFA. Melainkan pernyataan sepihak dari Jokowi.
Baca Juga: KontraS Soal Kanjuruhan: Bukan 'Kerusuhan' tapi Pembunuhan Sistematis
"Itu bukan berangkat dari FIFA tapi datang dari otoritas Indonesia dalam hal ini pemerintah," lanjutnya.
Fatia menilai keputusan Indonesia bebas sanksi dari FIFA hingga saat ini masih belum final.
"Jadi keputusan kemarin bukan pernyataan resmi maupun final," ungkap anggota TFP masyarakat sipil.
Karena keputusan final dari FIFA itu dianggap resmi jika Presiden FIFA sendiri yang memberikan pernyataan dan rekomendasi yang mereka miliki.
Baca Juga: Lolos Sanksi FIFA Soal Tragedi Kanjuruhan: Ini Perbuatan Lokal, Bukan Pemerintah
Sebelumnya, Presiden Jokowi memastikan Indonesia tidak terkena sanksi setelah menerima surat dari FIFA pada Rabu (5/10).
Surat tersebut ditanda tangani langsung oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino.
“Berdasarkan surat dari FIFA terkait Kanjuruhan, alhamdulillah, sepak bola Indonesia tidak dikenai sanksi oleh FIFA,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers, Rabu (5/10).
Isi surat itu menyebutkan bahwa FIFA dan pemerintah Indonesia akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Rapat Bersama Mahfud Bahas Tragedi Kanjuruhan, Iwan Bule Kabur dari Awak Media
Demi mencapai kelancaran upaya itu, FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses transformasi.
"Terlepas dari beratnya kasus, dan fakta bahwa hal itu dapat menyebabkan sanksi penangguhan oleh FIFA, upaya kolaboratif untuk tindakan segera berikut ini diusulkan untuk dilakukan di bawah pengawasan dan keterlibatan bersama FIFA, AFC dan pemerintah Indonesia, dan dalam kolaborasi dengan PSSI," demikian isi surat oleh FIFA.