bakabar.com, JAKARTA - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai wacana duet capres dan cawapres antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar saling menguntungkan kedua belah pihak.
"Saya kira itu sebuah strategi politik dan kepentingan politik Prabowo, pasca pemilihan NU yang dalam hal ini diwakili oleh PKB," ujar Saidiman Ahmad saat dihubungi bakabar.com, Jakarta, Selasa (1/11).
Baca Juga: Pilpres 2024: Tingkat Keterpilihan Ganjar Pranowo Mengungguli Prabowo dan Anies
Saidiman menilai sejak keputusan Prabowo masuk ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi, suara dukungan Prabowo di sejumlah kawasan seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami penurunan.
Terlebih sejak bergabung dengan pemerintah, Prabowo menjadi tidak lagi kritis dengan kebijakan Jokowi. Sementara itu, para pendukung Prabowo yang berseberangan tersebut dinilai kritis terhadap program pemerintah.
Dengan menggandeng PKB yang notabene berbasis masyarakat NU, peluang Prabowo untuk menambah suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur dapat dilakukan dengan memanfaatkan koalisi yang terbangun dengan PKB.
"Di sisi lain dia butuh tambahan dukungan memenangkan pemilu tahun ini, terbukti dua kali kalah karena itu dia perlu memperluas," paparnya.
Baca Juga: Survei SMRC Munculkan 4 Capres, Buka Peluang Pilpres Dua Kali Putaran
Sementara itu, imbuh Saidiman, sikap PKB yang menerima ajakan Partai Gerindra dianggap dapat menempatkan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres yang dapat dipasangkan dengan Prabowo.
Sebelumnya PKB telah mendeklarasikan diri membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), dan mendukung Prabowo untuk maju sebagai Capres di hadapan kadernya dalam acara PKB Road to Election 2024, Minggu (30/10).
Saat acara tersebut Muhaimun Iskandar atau Cak Imin menyebut dalam sambutannya Prabowo Subianto Calon Presiden Republik Indonesia. Saidiman menilai sikap PKB adalah sebagai penghormatan terhadap Prabowo Subianto.
"Ya karena Cak Imin terakhir di wawancara media mengatakan itu adalah bentuk PKB menghormati Prabowo dan menghormati Gerindra," pungkasnya.