Kalsel

SMPN 7 Barabai: Punya Satu Siswa, Belajar-Mengajar Berasa Les Privat

SMP Negeri 7 di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kepayahan dalam urusan menggaet siswa. Cuma…

SMP Negeri 7 di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kepayahan dalam urusan menggaet siswa. Cuma punya satu siswa, belajar di sini bak les privat.

HN Lazuardi, BARABAI

PENERIMAAN peserta didik di sana seakan berjalan di tempat, ditambah sarana prasarana yang tak juga memadai.

Memasuki tahun ajaran 2019, SMPN 7 hanya memiliki satu peserta didik. Sembilan ruang kelas berdaya tampung masing-masing 32 siswa lowong.

Lantas, kondisi itu menjadikan SMPN yang terletak di tengah Bumi Murakata, sebutan Kota Barabai, beda dengan sekolah lain.

Saat bakabar.com mengunjungi sekolah di Jalan Pangeran Antasari itu, tampak seorang guru mengajari seorang murid.

Hanya memiliki 1 siswa, kegiatan belajar di sana tak ubahnya seperti les privat. Satu-satu siswa tadi adalah Gazali Rahman (15).

Sekalipun demikian, Gazali tetap semangat belajar. Gurunya juga tidak mengalami kesulitan berarti.

Sekolah ini sejatinya pernah memiliki ratusan peserta didik. Pada tahun ajaran 2010-2011 misalnya, sekolah ini memiliki 225 siswa.

Namun sejak itu jumlahnya berangsur surut. Pada tahun ajaran 2011-2012 menjadi 135. Kemudian turun lagi menjadi 112 di tahun berikutnya.

Pun demikian di tahun ajaran 2013, yang hanya 88 siswa saja. Hingga tahun ajaran 2019-2020 jumlah keseluruhan siswanya hanya berjumlah puluhan.

Dari berkas Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada 2-6 Mei 2019 lalu, hanya 7 calon siswa saja mendaftar.

Memasuki masa penyerahan formulir daftar ulang. Hanya 1 siswa yang mengembalikan formulir. Kondisi ini bertahan hingga akhir.

“Kami mengira anak-anak yang mendaftar sebelumnya tidak bersekolah. Pas kami datangi ke kediamannnya masing-masing, ternyata mereka sudah bersekolah di sekolah lain,” kata Mardiana, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SMPN 7, kepada bakabar.com, Rabu (24/7).

Sejauh ini, jumlah keseluruhan siswa di sana hanya 23 orang. Kelas satu, 1 siswa, kelas dua, 3 orang dan untuk kelas tiga sebanyak 18 siswa.

Sekalipun demikian, belajar mengajar tetap aktif digelar. SMP ini sudah menggunakan kurikulum 2013 dengan tenaga guru 11 orang. Terdiri dari 5 PNS, 2 Honorer dan 4 guru ber-sertifikasi.

Sekarang, kondisi sarana di sekolah itu mulai tak kalah memprihatinkannya. Misalnya, tak adanya komputer penunjang kegiatan belajar siswa. Dan juga, laboratorium bahasa yang rusak akibat kebanjiran 2017 silam.

Para guru di SMPN 7 sebenarnya sudah melaporkan kondisi tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan HST.

Kondisi demikian ditengarai akibat sistem zonasi yang tidak dijalankan Dinas Pendidikan HST. Serta jadwal penerimaan siswa baru yang tidak merata antar instansi.

“Letak sekolah kan diapit beberapa sekolah favorit. Kalau tidak sistem zonasi mereka bisa memilih sendiri sekolahnya terlebih sekolah yang berbasis agama yang sudah membuka pendaftaran terlebih dahulu,” kata Mardiana.

Jauh sebelum 2019, tepatnya di 2017 para guru di lingkup Disdikbud HST pernah membawa hal itu ke DPRD HST. Tujuannya, mencari solusi waktu dan pembagian penerimaan siswa baru antara Kementerian Agama dan Disdikbud.

Untuk diketahui, SMPN 7 HST ini sebelumnya merupakan SMPN 4 Barabai. Dari 1979, nama sekolah itu masih SMPN 4. Baru di 2018 hingga sekarang nama sekolahnya menjadi SMPN 7 HST.

Baca Juga: Era Pemerintahan Jokowi, Dana Bansos Terus Meningkat

Baca Juga: Perpusling Dispersip Kalsel, Kunjungi Sekolah Hingga Lapas Anak

Editor: Fariz Fadhillah



Komentar
Banner
Banner