Megaproyek Kalsel

Smelter PT ABC, dan Estimasi Pekerja yang Bakal Terserap

Pembangunan smelter nikel PT ABC di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel) diperkirakan akan menyerap sekitar 1.200 tenaga kerja

Featured-Image
Ilustrasi smelter. Foto: Dok. Antara.

PT Freeport Indonesia (PTFI) rupanya juga bertekad merampungkan megaproyek smelter. Akhir tahun ini, megaproyek smelter Manyar di Gresik ditarget rampung 50 persen. 

"Smelter Gresik on target dan insyaallah di akhir Desember mencapai 50% konstruksinya," kata VP Government Relations PTFI Harry Pancasakti dikutip dari Kontan.

Seluruh proses konstruksi bakal ditargetkan tuntas pada Desember 2023 mendatang. Selanjutnya, proses commissioning dan operasi dapat dimulai pada 2024.

Rampungnya megaproyek smelter PFTI, maka seluruh produksi konsentrat tembaga dapat dimurnikan di dalam negeri. Saat ini produksi Freeport Indonesia mencapai 200 ribu ton bijih tembaga per hari.

Sebanyak 40% dimurnikan PTFI di fasilitas smelter yang telah dimiliki. Sementara 60% sisanya masih diekspor. Kapasitas produksi pun ditargetkan meningkat pada tahun depan.

"Untuk 2023 ada peningkatan 10% jadi naik ke level 220 ribu ton bijih per hari yang ditambang dan diolah," terang Harry.

Smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun.

Dengan kapasitas itu, Smelter Manyar disebut-sebut bakal menjadi tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.

Menurut rencana, hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, yakni PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.

Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, PTFI akan mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Lantas bagaimana dengan PT ABC yang bakal dibangun di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan?

Smelter nikel pemilik konglomerasi bisnis batu bara dan sawit di Kalimantan itu diperkirakan bakal menghabiskan biaya investasi senilai total Rp6,3 triliun.

Bahan baku ore nikel bakal didatangkan dari dari wilayah Sulawesi, Kalimantan hingga Australia.

Namun jika produksi PFTI Manyar mencapai 2 juta ton/tahun, smelter nikel milik Haji Isam lebih rendah di bawahnya atau hanya mencapai 40 ribu ton/tahun.

Sebagai informasi, sesuai regulasi pemerintah setiap perusahaan tambang diwajibkan membuat smelter. Hal itu agar setiap hasil tambang tak lagi diekspor dalam bentuk mentah.

Editor


Komentar
Banner
Banner