bakabar.com, BANJARMASIN - Prestasi dibukukan dua putra Barito Kuala (Batola), Wawan Prasetyo dan Bawaihi, dalam seleksi Pemuda Pelopor Desa 2025 Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan.
Mereka terpilih mewakili Kalsel dalam Seleksi Nasional Pemuda Pelopor Desa 2025 yang digelar atas kerja sama Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Wawan terpilih sebagai wakil Kalsel di bidang sosial kemasyarakatan. Adapun Bawaihi merepresentasikan Kalsel di bidang lingkungan.
Keberhasilan Wawan dan Bawaihi didasari hasil penilaian terhadap paparan yang langsung disampaikan kepada tiga dewan juri di Aula Dinas Pemuda dan Olahragha (Dispora) Kalsel, Rabu (23/7).
"Alhamdulillah dua perwakilan Batola berhasil terpilih menjadi wakil Kalsel dalam seleksi nasional yang digelar Agustus 2025 mendatang," ungkap Kepala Disporbudpar Batola Sabirin, melalui Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Kepemudaan Widya Astuty.
"Tentunya pencapaian tersebut membanggakan, karena mereka harus lolos verifikasi awal oleh panitia nasional, sebelum memaparkan program masing-masing di tingkat provinsi," imbuhnya.
Dalam verifikasi awal yang berlangsung sejak 21 Mei hingga 12 Juni 2025, terdaftar 314 peserta dari 31 provinsi dan 160 kabupaten di seluruh Indonesia.
"Pemuda Pelopor Desa sendiri bertujuan memberdayakan pemuda sebagai agen perubahan di desa. Juga mencari pemuda-pemudi kreatif yang mampu menciptakan solusi nyata untuk pengembangan desa," jelas Widya.
"Menariknya pemenang di tingkat nasional juga akan mendapat hadiah uang pembinaan untuk pengembangan proyek," sambungnya.

Selain bidang sosial kemasyarakatan dan lingkungan, kategori yang dilombakan adalah seni budaya dan kewirausahaan.
Mewakili Kalsel di bidang seni budaya adalah Sam'ani dari Tanah Laut. Sedangkan bidang kewirausahaan diwakili Yandi Aulia Rahman dari Hulu Sungai Selatan.
Wawan yang juga Koordinator Pemuda Bakti Banua di Yayasan Hasnur Centre, memaparkan tentang program Desa Inovatif.
Program yang berpusat di Desa Sungai Pitung, Kecamatan Alalak, tersebut berisi pengembangan wilayah berbasis pedesaan dengan fokus kepada ekonomi, pendidikan, dan kepemudaan.
Dalam bidang pendidikan, Desa Inovatif berisi penguatan kapasitas pengajaran guru honorer dengan Higher Order Thinking Skills dan Pedagogical Content Knowledge (PCK), serta meningkatkan semangat belajar dan kesejahteraan guru.
Kemudian sasaran di sektor kepemudaan berhubungan dengan peningkatan kemampuan soft skilss, dan pelatihan keterampilan teknis untuk bekal persiapan lapangan kerja.
Sedangkan di sektor ekonomi, Desa Inovatif bertujuan mendorong kelahiran produk kreatif melalui pemberdayaan perempuan, serta memberdayakan pelaku UMKM melalui pelatihan, pendampingan, dan akses ke berbagai sumber daya.
Sementara Bawaihi membawa program penghijauan terpadu bertajuk 'Taman Hutan Arja: Menanam Hari Ini, Menjaga Esok Hari' di Desa Simpang Arja, Kecamatan Rantau Badauh.
Berbeda dengan Wawan, Bawaihi memberikan paparan secara daring lantaran sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Jogjakarta.
Bawaihi yang juga mahasiswa Fakultas Syariah di UIN Antasari Banjarmasin, menggerakkan program ini sebagai respons atas penurunan kualitas lingkungan akibat alih fungsi lahan, pembukaan ladang baru, dan keterbatasan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Salah satu inovasi program tersebut adalah penerapan adopsi pohon digital. Artinya setiap pohon akan diberi QR Code yang menyimpan data pengadopsi, jenis pohon, dan perkembangan pertumbuhan.
Taman Hutan Arja juga melibatkan semua unsur masyarakat yang difasilitasi melalui berbagai program seperti Satu Rumah Satu Pohon, Kelas Hijau Desa, hingga Festival Pohon Bicara.